"Halo mah?" Ucapku setelah mengangkat telepon mamah
"Kamu dimana?cepet pulang ayah udah nunggu." Jawab mamah dengan suara merendah.
"Iya ini dijalan." Jawabku dengan kepasrahan dan mematikan telponnya.
"Ahh gimana bisa pulang? Tas,dompet hilang. Mbah ,putri kangen pengen di Jawa lagi." Lirihku dalam hati. Aku menggeledah saku-saku celanaku Alhamdulillah ada uang untuk ongkos. Dan bus yang kutunggu pun datang segeralah aku menaikinya.
Sesampainya di rumah ternyata ayahku sudah menungguku di sofa.
" Putri, Duduk." Perintah ayah kepadaku.
Perasaanku sangat tidak enak namun tetap aku menuruti perintah ayahku.
"Darimana saja kamu? Bisa-bisanya kamu pulang jam segini?Kamu tidak belajar? Lihat gimana bisa kamu mengalahkan anisa supaya bisa jadi juara utama kelas?!Kamu itu anak tidaj tau diuntung punya semua fasilitas tapi masih berleha-leha!" Ucap ayah dengan penuh rasa amarah.
Aku sangat terkejut, otakku membeku. Seandainya Ayah tahu kejadian yang menimpaku hari ini apakah ayah akan tetap memarahiku seperti ini? Entahlah semuanya hanya aku simpan dihatiku saja. Aku tidak berani berbicara sedikitpun. Aku sangat takut, tapi aku sungguh lelah hidup penuh tekanan dan tidak bisa melakukan hal-hal yang aku inginkan.
"Kamu diam saja?Tidak bisa jawab ayah?" Ayah berteriak lalu membantingkan radio kesayanganku.
"Ayah" jawabku terkejut dengan mata berkaca-kacaÂ