Mohon tunggu...
Dimas Syaiful Amry
Dimas Syaiful Amry Mohon Tunggu... Konsultan Pendidikan Alternatif

Pengasuh di Sanggar Perdikan, sebuah wadah belajar bersama pada pendidikan, pengasuhan, dan pemberdayaan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Moralitas Muhammad: Cermin Kemanusiaan yang Sempurna

5 September 2025   05:08 Diperbarui: 5 September 2025   05:08 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Disiplin: anak perlu belajar konsekuensi dari setiap perbuatan.

Empati: anak perlu diajak memahami perasaan orang lain dan menimbang tindakannya.

Ketika keduanya berpadu, lahirlah pribadi yang bukan hanya taat aturan karena takut hukuman, tetapi juga memilih kebaikan karena mencintai sesama.

4. Refleksi Diri sebagai Pilar Moralitas

Salah satu tradisi Muhammad sebelum kenabian adalah menyendiri di Gua Hira. Di sana ia merenung, mengamati, dan mencari makna. Dari sinilah lahir kesadaran spiritual yang mendalam.

Hari ini, kita menyebutnya refleksi diri atau metakognisi---kemampuan melihat ke dalam diri, mengevaluasi pikiran dan perasaan, serta menemukan arah hidup. Pendidikan moral modern sering kali sibuk menjejalkan pengetahuan, tetapi lupa memberi ruang untuk anak merenung. Padahal, di dalam hening, kesadaran moral bisa tumbuh lebih kokoh.

5. Pendidikan Moral sebagai Jalan Hidup

Muhammad tidak pernah memisahkan moralitas dari kehidupan sehari-hari. Ia hadir dalam cara beliau berdagang, dalam cara beliau berkeluarga, dalam cara beliau memimpin. Moralitas baginya bukan "pelajaran" terpisah, melainkan napas kehidupan.

Maka, pendidikan moral ala Muhammad hari ini harus dibawa keluar dari ruang kelas, ke dalam rumah, jalanan, pasar, media sosial, dan ruang publik. Moralitas baru hidup ketika ia menjadi budaya sehari-hari, bukan sekadar materi pelajaran.

Jalan Menuju Moralitas Universal

Jika kita sandingkan dengan teori perkembangan moral modern, pendidikan ala Muhammad membawa anak dari sekadar takut hukuman menuju cinta pada kebaikan. Dari ketaatan konvensional menuju kesadaran universal. Dari aturan menuju rahmah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun