Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bukan Saham atau Crypto, Ini Instrumen yang Disukai Para Miliarder

14 Agustus 2025   06:00 Diperbarui: 13 Agustus 2025   09:34 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi miliarder (sumber:freepik/freepik)

Pernah kepikiran enggak? Setelah seseorang punya duit segitu banyak, apa lagi yang mereka kejar --- dan ngapain mereka masih naruh duit di instrumen yang banyak orang anggap "membosankan"? 

Banyak billionaires di dunia justru menaruh porsi besar di obligasi. Pada pandangan pertama memang aneh: return obligasi biasa tampak kecil dibandingkan saham atau aset spekulatif yang bisa ngasih puluhan persen setahun. 

Tapi itu cuma lihat dari satu sisi: imbal hasil. Kalau mau paham kenapa orang kaya senang obligasi, kita harus lihat tujuan mereka yang berbeda.

Orang kaya punya prioritas lain. Kalau kamu punya 10 triliun, prioritas utama bukan lagi ngejar return tertinggi sampai kehilangan pokok modal --- melainkan menjaga modal tetap utuh, memastikan ada arus kas stabil, dan mendapat ketenangan pikiran. 

Obligasi, terutama yang diterbitkan pemerintah, memberikan hal-hal itu: proteksi relatif terhadap modal, kupon (bunga) rutin sebagai cash flow, volatilitas yang lebih rendah dibanding saham, dan pasar sekunder yang likuid sehingga bisa dijual jika butuh dana cepat. Jadi, meski return-nya "cuma" 6--7% per tahun, dalam skala besar itu artinya puluhan hingga ratusan miliar per tahun yang masuk tanpa harus jual aset utama.

Obligasi bukan soal "untung besar" --- tapi soal kestabilan

Buat investor pemula, logikanya sederhana: "Ngapain naruh duit di obligasi yang return-nya kecil kalau saham bisa kasih puluhan atau ratusan persen?" 

Logika itu enggak salah --- cuma belum mempertimbangkan risiko dan tujuan finansial pada level besar. Ada beberapa alasan praktis kenapa obligasi menarik:

Pertama, melindungi modal. Untuk uang dalam skala besar, menjaga modal adalah prioritas. 

Obligasi pemerintah yang kredibel memberi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah. Itu membuatnya cocok sebagai fondasi portofolio yang ingin aman.

Kedua, arus kas rutin. Kupon obligasi memberi pemasukan berkala. Misal punya obligasi bernilai besar dengan kupon 6--7% --- itu bisa jadi "gaji" tanpa harus ngapa-ngapain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun