Mohon tunggu...
Dimas Syaiful Amry
Dimas Syaiful Amry Mohon Tunggu... Konsultan Pendidikan Alternatif

Pengasuh di Sanggar Perdikan, sebuah wadah belajar bersama pada pendidikan, pengasuhan, dan pemberdayaan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Moralitas Muhammad: Cermin Kemanusiaan yang Sempurna

5 September 2025   05:08 Diperbarui: 5 September 2025   05:08 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

3. Moralitas Muhammad sebagai Integrasi

Jika kita sandingkan dengan kedua teori modern ini, terlihat jelas bahwa moralitas Muhammad bukan hanya "tinggi" dalam ukuran psikologi perkembangan, tetapi juga integratif. Beliau menggabungkan:

Moralitas universal (justice, fairness, rule of law).

Moralitas relasional (care, empathy, compassion).

Dalam bahasa hari ini, kita bisa menyebut moralitas beliau sebagai holistic moral intelligence: kecerdasan moral yang mencakup prinsip dan rasa, hukum dan cinta, keadilan dan kasih sayang.

Inspirasi untuk Masa Kini

Apa artinya bagi kita hari ini?

Dunia modern sering kali terjebak dalam kutub ekstrem: ada yang hanya bicara hukum kaku tanpa hati, ada yang hanya bicara kasih sayang tanpa keadilan. Muhammad menunjukkan jalan tengah: hukum yang adil, sekaligus hati yang penuh cinta.

Dalam pendidikan moral, kita belajar bahwa menumbuhkan moralitas "ala Muhammad" berarti mengajak anak bukan hanya taat aturan, tetapi juga peduli sesama. Bukan hanya berbicara soal keadilan, tetapi juga soal empati.

Dengan cara ini, moralitas Nabi Muhammad tidak hanya relevan dalam dunia teologi, tetapi juga menjadi model yang dikonfirmasi oleh teori moral modern. Ia adalah teladan manusia yang mencapai puncak perkembangan moral, bahkan melampaui kerangka teori itu sendiri.

Membangun Pendidikan Moral ala Muhammad

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun