Mohon tunggu...
Dian Triana
Dian Triana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Tugas, semangat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisahku

9 November 2021   22:29 Diperbarui: 9 November 2021   22:33 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak pelajaran disini, ada Bahasa Belanda, Bahasa Arab, Aljabar, Geometris, Sejarah alam, Sejarah, Geografi, Menggambar, Bahasa Melayu, dan Bahasa Daerah. Aku lumayan bagus dalam kelas Bahasa terutama Bahasa belanda dan Melayu dan daerah, aku pun mengerti Bahasa Arab karena keluarga ku sangat menekuni islam. Pelajaran paling ku sukai adalah sejarah, senang saja saat membaca hal hal yang sudah terjadi pada zaman dahulu, rasanya seperti aku ditarik ke zaman itu, sangat luar biasa. 

Saat di MULO pun aku mengikuti organisasi namanya Jong Sumatra Bond cabang Padang, dikenal juga sebagai (JSB) , JSB adalah persatuan Pelajar di Sumatra. Aku mengikuti ini karena aku tertarik dengan politik, aku pun ingin menjadi salah satu orang yang bisa merubah bangsa ini, agar merdeka, tidak terus di jajah seperti ini. 

Di JBS aku mendapatkan mandat untuk menjadi Bendahara, mengatur keuangan organisasi, mereka mempercayai ku menjadi Bendahara karena kata Bang Yusuf kaka tingkat ku aku berasal dari keluarga yang mengerti keuangan dan keluarga pedagang pula, banyak orang yang mengenal ku di MULO, aku pun punya teman orang Belanda, sekarang berbahasa Belanda pun aku sudah fasih dan lancar sekali, tidak perlu lagi di ajari oleh kakak ku Rafiah. 

Sebenarnya sebelum bersekolah di MULO, aku sudah di terima di HBS ( Hogereburgerschool) di Batavia, tetapi karena umur ku masih 13 tahun, Bundo tidak mengizinkan ku untuk bersekolah di sana, dan menyuruhku untuk tetap di padang, dan bersekolah di MULO. 

.... 

Pagi hari, setelah selesai sholat subuh Hatta duduk di halaman depan s, menyaksikan anak anak memakai seragam merah putih menggunakan sepeda , ibu ibu yang membeli sayur di pinggir jalan, dan para bapak bapak yang menaiki motor nya, berangkat untuk bekerja, " Pagi pak" Ucap salah satu orang yang lewat, Hatta menggangguk sambil tersenyum ke arah orang yang menyapanya tadi. Istrinya membuka pagar rumah, baru saja selesai membeli sayur untuk makan keluarga " Beli sayur apa bu? " Tanya Hatta " Kangkung , sawi beli tahu juga" Jawab sang istri. 


" Pak Hatta, mobil nya sudah siap, mari".ucap supir itu, " Ah iya tunggu sebentar , Tan ayo nak, mobilnya sudah siap " Teriak Hatta memanggil cucu nya, tak seberapa lama tan turun dari lantai dua rumah nya " Iya kakek ini tan sedang jalan" Teriak pula sang cucu sambil turun. " Mau kemana kek? " Tanya Tan," Mau beli roti buat Tan" Jawab Hatta. Mereka pun menaiki mobil itu dan berangkat menuju toko roti kesukaan Hatta yaitu toko roti Tak Ek Tjoan. 

Di perjalanan cucunya tiba tiba bertanya " Kakek, apa kakek pernah pindah sekolah? Tan tidak ingin pindah dari sekolah tan kakek, tapi kata ibu tan harus pindah karena sekolah baru itu lebih baik", " Tentu saja bahkan kakek pernah pindah sekolah yang jauh sekali dari sekolah lama kakek" Jawab sang kakek. " Pindah sekolah itu bukan hal yang buruk nak, kita bisa belajar lingkungan baru, orang orang baru, bukan kah tan ingin mempunyai banyak teman?, tan akan punya teman baru nanti jika pindah sekolah, tapi bukan berarti teman lama dilupakan"

....... 

Sekolah di MULO sangat memberikan pengalaman yang hebat untu ku dalam mempelajari ilmu politik, walaupun sedikit tapi aku mengerti bagaimana cara beroganisasi dengan baik, kedepanya pun mungkin aku akan terus berhubungan dengan dunia perpolitikan. 

Setelah selesai bersekolah 3 tahun di MULO aku melanjutkan sekolah ku ke HBS (Hogere burgerschool), sekolah menengah atas berbahasa Belanda.di Batavia, Bundo mengizinkan ku sekolah di Batavia karena aku sudah bisa hidup mandiri dan umur ku pun sudah bertambah, kini usia ku 17 tahun. Aku pun berangkat ke Batavia sekitar bulan Juni 1919 , aku di antar oleh Apak ku menggunakan kapal KPM , setelah sampai di Batavia aku di jemput oleh bang Dahlan, setelah memeriksa barang barang ku takutnya ada yang tertinggal apak ku kembali lagi ke Sumatra sedangkan aku naik taksi, berangkat ke Weltevreden. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun