Mohon tunggu...
Dian Triana
Dian Triana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Tugas, semangat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisahku

9 November 2021   22:29 Diperbarui: 9 November 2021   22:33 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah dulu ceritanya sampai sini, besok dilanjut kan lagi ya, sekarang tan tidur, biar besok bisa cepat mendengarkan cerita kakek lagi", ucap sang kakek, " Eh, rupanya sudah tidur anak ini " Lanjutnya sambil mengelus ngelus rambut hitam cucu pertamanya. " Kamu akan tahu cerita kakek tan, mungkin nanti kisah ini akan di buku kan" Ucap kakek berbicara sendiri. 

Pagi pun menjelang , laki laki yang sudah berusia 77 tahun itu menghadap jendela kamar yang masih gelap, menunggu istrinya yang sedang berwudhu untuk melaksanakan sholat subuh bedua. Sholat subuh yang selalu berdua tidak pernah terlewatkan satu hari pun " Pak, ayo" Ucap sang istri. Mereka pun melaksanakan sholat subuh dengan khusyu dan seksama, saling menyerahkan diri kepada yang Maha Kuasa, memohon ampunan atas dosa dosa yang telah di perbuat selama ini. 

Selesai sholat istrinya mencium tangan suaminya, dan suaminya mengecup dahi istrinya dengan penuh kasih sayang, sang istri pin bertanya " Bapa semalam bercerita apa ke tan? Ko kelihatan seru sekali", " Ah, bapa hanya bercerita tentang masa kecil bapa, sepertinya tan akan bertanya lagi nanti siang, dia anak yang sangat ingin tahu banyak hal haha"." Ya sudah ibu siap siap ke dapur dulu ya, bapa mau teh atau kopi? " Tanya sangat istri dengan lembut. " Teh saja, bapa sedang tidak ingin kopi subuh subuh begini, , tolong buat kan susu juga untuk tan ya" timpal sang suami. " Iya tunggu ya" Jawab istrinya, sambil bergegas menuju dapur. 

Tak selang berapa lama tan pun bangun, matanya yang menyipit dan tangan nya mengucek mata , baru tersadar dari bunga tidur . Lenggang sejenak karna tan masih belum sepenuh nya sadar " Kakek " Panggil sang cucu dengan suara serak bangun tidur , " Iya Tan".tiba tiba mata Tan membelalak, setelah melihat jam, baru menyadari bahwa sekarang sudah jam 6 " Kakek jam berapa ini" Sambil mengibaskan selimut nya dan pergi sambil berteriak " Mamaaaa, aku belum sholat". Sang kakek hanya bisa geleng geleng kenapa melihat tingkah cucu nya itu

Trekkkkk, suara pintu terbuka, Sang istri mengantarkan teh dan susu serta beberapa cemilan untuk suami dan cucu nya, " Loh, mana Tan pak? ", " Cucu mu itu loh bu, baru bangun langsung kagek lihat jam haha, katanya dia belum sholat subuh", "dasar anak itu" Timpal sang istri

" Lihat Tan tadi, teringat masa kecil bapak, sama persis seperti Tan"


........ 

" Bundooooo, kenapa tidak membangun kan Hatta, Hatta telat kan, tidak ikut sholat subuh dengan Geak dan Apak ke mesjid" Teriak ku karna bangun kesiangan. "Salah mu sendiri lah itu, bangun kesiangan, kenapa teriak teriak, cepat sholat subuh dirumah saja habis itu sarapan, kau kan nak pergi ke sekolah", jawab Bundo. " Iya, iya ".akupun beranjak ke bilik mandi, untuk mandi dan berwudu, setelah itu akupun sholat, " Bundooo, baju sekolah ku dimanaaa? Di lemari tidak ada" Teriak ku sambil mencari cari baju sekolah ku, " Itu Bundo taruh di mejamu, semuanya ada disitu Athar" Aku pun langsung memakai pakaian sekolah ku, lalu siap sarapan. 

Setelah sarapan aku berangkat menggunakan sepeda yang sudah agak usang ke sekolah, aku bersekolah di sekolah swasta karna umur ku belum cukup untuk masuk ke sekolah swasta ,di sekolah ini aku belajar bahasa Belanda, akupun sudah bisa membaca dan menulis karna di ajari oleh Apak ku dari jam 3 sampai jam 4:30 sore. Setelah belajar membaca dan menulis dengan Apak ku, sore hari nya aku belajar mengaji,dengan temen teman ku di ajari oleh Geak, rata rata teman ku disini tidak bersekolah pagi hari nya jadi walaupun mereka tidak belajar biasa, mereka bisa mengaji. 

" Hatta, coba ajari kami Bahasa Belanda yang kau pelajari di sekolah mu itu" Tanya Amir teman sebaya ku. " Eh, eh tapi jangan yang gampang ya, yang gampang kami juga tau, Goedemorgen haha" Timpal Abdul, temanku juga " Emm apa ya, tunggu kejap, ah ini Heb Je Gegeten? , coba tebak apa" Tanya ku pada mereka berdua. " Apa Hatta, coba ulangi" Muka Amir kelihatan binggung. " Heb je Gegeten" Ulang ku, " Ah susah sekali, apa memang artinya" Kata Amir sedikit kesal,  " Artinya apakah kamu sudah makan" Jawab ku, " Ohh sudah" Angguk mereka berdua. " Apalagi Hatta, jangan terlalu susah" , "laten we gaan spelen" Ucap ku tersenyum melihat muka mereka yang kebingungan " Spelen itu kan main benarkan Hatta" Tanya Amir, " Iya betul" Kata ku, " Berarti kamu mengajak kami bermain, bukan begitu Hatta" Jawab Amir lagi. Aku terkejut " Woah, bagaimana kau bisa tau mir" Tanganku takjub melihat Amir bisa menjawab itu, " Aku hanya menebak saja hehe, kebetulan" Kata Amir tersenyum malu. Kami pun tertawa dan bermain sampai Geak menyuruh ku masuk ke rumah. 

Aku hanya bersekolah di sekolah swasta selama 6 bulan saja , Bundo memindahkan sekolah ku ke Sekolah Rakyat,sekolah yang sama dengan kaka ku Rafiah, karna di sekolah Rakyat banyak bangku kosong jadi aku bisa masuk kesana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun