Mohon tunggu...
Dian Triana
Dian Triana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Tugas, semangat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisahku

9 November 2021   22:29 Diperbarui: 9 November 2021   22:33 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai mengerjakan tugas, aku keluar rumah bersepeda menikmati ramai nya orang yang lalu lalang, sampai lah aku di tempat makan, karena perut ku sudah beronta sejak tadi, minta untuk di isi makanan yang mengenyangkan. Ini adalah warung pinggir jalan, dengan banyak kursi dan meja panjang untuk orang-orang makan di tempat. Aku pun memesan beberapa lauk dan nasi hangat, untuk makan sore ku. Setelah selesai makan dengan nikmat aku langsung membayar makanan ku yang telah ku makan, lalu kembali bersepeda, berangkat ke toko buku, karena ada beberapa buku yang harus ku beli untuk belajar. 

Setelah membeli beberapa buku aku pun kembali ke asrama karena hari mulai gelap, dan tampak nya cuaca tidak memberi ku izin untuk bersepeda lebih lama karena sudah ada rintik hujan yang membasahi baju ku. 

........ 

Beberapa tahun berlalu, aku sudah menyelesaikan sekolah ku di PHS, sekarang aku sudah terbang ke Netherland ( Belanda) untuk melanjutkan perjalanan sekolah ku. Sekarang aku bersekolah di Netherland Handelshoge School Roterdam di Roterdam, Netherland. 

Disini pergerakan politi ku dimulai, di sini aku masuk organisasi lagi bernama Indische Vereniging, setelah beberapa lama pun organisasi ini menjadi organisasi politik, di ubah oleh kakak tingkat ku yaitu Suwardi Suryaningrat. Organisasi ini awalnya hanya perkumpulan mahasiswa Bumi Putra di Netherland, tetapi saat ini sudah menjadi Organisasi Pergerakan Politik. 

Awal nya aku menjadi Bendahara di organisasi ini, di angkat saat pergantian anggota, aku dipilih langsung oleh ketua organisasi yaitu Bang Sutomo , dan di gantinya nama Indische Verenigin menjadi Indonesische Vereeniging. Setelah itu aku dan para anggota pun sepakat untuk memulai kembali majalah Hindia putra, dengan aku sebagai orang yang mengurusinya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun, dengan diterbitkan kembali Hindia Poetra ini, aku harap dapat menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2 edisi pertama, aku menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani.


Tahun ini, tahun 1925 aku dipilih sebagai ketua Indische Partij , tetapi jika diterjemahkan kedalam Bahasa Melayu artinya Perhimpunan Indonesia, aku juga memperkuat program politik ketua PI sebelumnya, Soekiman Wirjosandjojo, untuk menyebarluaskan propaganda kemerdekaan Indonesia di dunia internasional.Tujuan kemerdekaan Indonesia yang berusaha dicapai organisasi ini lewat strategi solidaritas, swadaya, dan nonkooperasi, tidak hanya perlu memperhatikan aspek "kesatuan nasional" tetapi juga "kesetiakawanan internasional".

....... 

Setelah kurang lebih 11 tahun di Netherland, aku pun kembali ke tanah kelahiran ku, tanah kebanggan ku, Hindia Belanda. Aku memang terlambat dalam menyelesaikan sekolah ku, karena aku fokus pada organisasi dan pergerakan organisasi di Netherland. 

Sekembalinya aku dari Belanda, aku ditawarkan masuk kalangan Sosialis Merdeka (Onafhankelijke Socialistische Partij, OSP) untuk menjadi anggota parlemen Belanda, dengan segenap hati dan jiwa ini, aku menyatakan tidak pada tawaran tersebut. 

Tidak lama setelah kembali, aku pun langsung bertemu dengan Soekarno ,orang yang hanya ku dengar namanya itu sekarang ku temui langsung di Bandung. Dari situ banyak kejadian yang terjadi sampai akhirnya puncak dari segala hal yang telah aku lalui pun terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun