"Ibu akan baik-baik saja."
-000-
Aku melihat mata anak-anaknya di kerumunan.
Mereka menggigit bibir, menahan tangis.
Di sana, menangis pun dianggap penghinaan.
Malam itu, ibu kembali,
bukan sebagai perempuan yang kalah,
tapi sebagai ibu yang sudah memutuskan segala.
Di meja kayu yang rapuh,
ia menuangkan sisa makanan ke tiga mangkuk.
Anak-anaknya mengunyah dengan mata terpejam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!