Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Layang-Layang (1): Guruku, Orang Tuaku

7 Oktober 2021   15:36 Diperbarui: 7 Oktober 2021   15:41 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keadaan alam yang hijau, udara segar, dan pikiran tenang membuatku lebih bersemangat untuk belajar. Pada pagi ini, Pak Herdi mengajakku dan teman satu kelas untuk belajar di taman. Hari ini kami akan belajar bahasa Indonesia dengan materi tentang sastra.

"Bapak akan menyuruh kalian untuk mencari tempat secara terpisah."

"Untuk apa Pak?"

"Membuat sebuah puisi. Tema bebas tetapi cari kosa kata sebanyaknya dari lingkungan sekitar."

Setelah mendapat pengarahan dari Pak Herdi, aku mencari tempat yang nyaman agar aku bisa konsentrasi. Akhirnya, setelah beberapa lama melihat-lihat sekitar aku menemukannya di bawah pohon yang rindang. Di sebelahku sudah ada Windi. Windi, sang ratu puisi di sekolah terlihat sibuk berpikir mencari kosakata. Aku pun tidak mau ketinggaln. Aku membuka buku tulisku dan aku buat sebait puisi tentang guru.

"Kalau sudah selesai, cepat kembali ke tempat semula." Ucap Pak Herdi.

Setelah satu jam kami membuat puisi, Pak Herdi mengumpulkan kami di tengah-tengah taman. Aku berlari menuju tempat yang disuruh Pak Herdi. Semua siswa sepertinya sudah menyelesaikan tugasnya. Tetapi, aku tidak melihat Dani di tempat kami berkumpul.

"Semuanya sudah berkumpul?"

"Belum, Pak! Dani masih membuat puisi." Jawab Dika teman satu geng Dani.

"Sekarang Dani di mana?"

"Di sana!" lanjut Dika sambil menunjuk ke arah Dani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun