Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Layang-Layang (1): Guruku, Orang Tuaku

7 Oktober 2021   15:36 Diperbarui: 7 Oktober 2021   15:41 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Setiap hari, Pak Herdi mengabsen semua siswa di kelasku. Semua mata pelajaran diajarkannya kepada kami dengan sistem yang berbeda. Seperti belajar bahasa Indonesia, Pak Herdi biasanya mengajakku dan teman sekelas untuk belajar di taman. 

Begitu pun dengan pelajaran IPA, kadang belajar di Laboratorim kadang turun ke lapangan. Akan tetapi, ada satu mata pelajaran yang tidak dipegang oleh Pak Herdi yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris. Mata pelajaran tersebut, pihak sekolah memilih Bu Sofia untuk semua kelas.

Sebenarnya sistem pengajaran Pak Herdi tidak pernah dilakukan oleh guru yang lainnya. Bahkan, seorang guru pernah menegur Pak Herdi agar jangan menggunakan sistem seperti itu karena akan mengganggu kelas lain.

"Pak Herdi, dengan menggunakan pengajaran seperti itu akan mengganggu siswa lainnya yang sedang belajar. Misalnya saja, anak didik Bapak keluar kelas beramai-ramai jika belajar di taman. Atau sistem tukar kelas yang akan mengganggu kelas lainnya." Teguran Bu Nita, guru kelas empat pada satu waktu.

"Tapi Bu, Kepala Sekolah sudah mengizinkan saya. Selama ini anak didik saya selalu berprestasi. Bahkan kalau keluar kelas pun selalu dalam keadaan yang tenang." Ucap Pk Herdi dengan tegas.

Prestasi yang dicapai oleh kelas lima dengan wali kelas Pak Herdi selalu membuat prestasi. Misalnya saja dalam perlombaan menulis puisi tingkat SD se-Sukabumi, SD Cempaka memilih Windi sebagai perwakilan. Atau dalam perlombaan membuat hasil karya kreativitas selalu tim kelasku yang memenangkannya.

Memang ada perbedaan watak Pak Herdi dengan guru lainnya. Jika melihat keadaan, guru lain hanya sekadar perhatian dalam lingkungan sekolah saja. Tetapi, kalau Pak Herdi akan terus memantau siswanya sampai ke luar sekolah. Pak Herdi memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anak didiknya.

Pihak sekolah memberikan kebebasan terhadap semua guru untuk menghasilkan prestasi setiap siswanya selama tidak menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Begitu pun Pak Herdi, beliau mengetahui cara apa yang akan diambil agar anak didiknya nyaman dalam belajar.

"Belajar di alam terbuka akan membuat pikiran kita tenang dan sejuk sehingga ilmu yang diberikan akan langsung masuk ke otak kita." Penjelasan Pak Herdi kepada anak didiknya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun