Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya Pembias Dosa

15 September 2021   13:15 Diperbarui: 15 September 2021   13:26 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayat itu mencarimu, Badar. Sejak peristiwa itu, ayat itu mengkhawatirkanmu dan ayat itu pun pergi mencarimu. Entah ke mana."

"Jadi..."

"Mungkin ke tempat pengungsian para penduduk. Atau mungkin juga ayat itu pergi ke rumah sakit-rumah sakit tempat para korban dirawat."

Pikiranku pun semakin rampis. Aku tidak akan menemukan ayat itu lagi. Pada siapa aku harus bertanya. Apakah ayat itu akan hinggap di ranting-ranting yang tidak berdosa lagi. Atau mungkin nyamuk-nyamuk itu sudah menemukannya dan sedang berbaring bersama menyebut nama ayat itu. Aku terpaksa memilih untuk diam di dekat puing-puing rumahku. Dekat dengan pohon itu. Agar, jika ayat itu kembali maka ayat itu akan melihatku.

***

"Kau melihat Badar?"

"Tidak."

"Kau menemukan Badar?"

"Tidak."

Ayat itu menanyakan diriku pada ayat-ayat lain.

"Badar pernah datang kemari dan mencarimu. Karena kau tidak ada maka Badar pun pergi lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun