"Ayat itu mencarimu, Badar. Sejak peristiwa itu, ayat itu mengkhawatirkanmu dan ayat itu pun pergi mencarimu. Entah ke mana."
"Jadi..."
"Mungkin ke tempat pengungsian para penduduk. Atau mungkin juga ayat itu pergi ke rumah sakit-rumah sakit tempat para korban dirawat."
Pikiranku pun semakin rampis. Aku tidak akan menemukan ayat itu lagi. Pada siapa aku harus bertanya. Apakah ayat itu akan hinggap di ranting-ranting yang tidak berdosa lagi. Atau mungkin nyamuk-nyamuk itu sudah menemukannya dan sedang berbaring bersama menyebut nama ayat itu. Aku terpaksa memilih untuk diam di dekat puing-puing rumahku. Dekat dengan pohon itu. Agar, jika ayat itu kembali maka ayat itu akan melihatku.
***
"Kau melihat Badar?"
"Tidak."
"Kau menemukan Badar?"
"Tidak."
Ayat itu menanyakan diriku pada ayat-ayat lain.
"Badar pernah datang kemari dan mencarimu. Karena kau tidak ada maka Badar pun pergi lagi."