"Mereka sudah memberi sumbangan ke posko-posko terdekat. Bahkan ada yang menitip ke tetangganya."
"Pemerintah?"
"Sedang mencari sumbangan lain ke luar negeri."
"Sekarang carilah ayat itu. Sebelum cahaya itu padam."
Entah berapa kali aku menganggukan kepala.
Dengan tergopoh-gopoh aku menelusuri jalan-jalan yang retak. Mengangkat puing-puing yang berserakan.
Sudah dua hari aku mencari. Dan aku kembali ke pemukiman itu. Mereka masih tetap menangis. Berteriak kelaparan. Mayat-mayat masih belum dikuburkan. Sedangkan aku masih mencari ayat itu. Tinggallah sebentar lagi waktuku akan habis. Cahaya itu akan pergi. Dosaku akan datang. Mengapa para pejabat itu tidak datang membantu? Aku sedang sibuk mencari ayat itu untuk membantu mereka.Â
"Mereka datang hanya membawa sebungkus nasi. Dan mereka sudah pergi lagi."
"Mengapa mereka membiarkan mayat-mayat itu bergeletakan? Mengapa tidak cepat dikuburkan?"
"Mereka sedang mengantre. Dosa mereka sedang dihitung."
"Tetapi aku akan membantu mereka. Ayat itu akan membantu mereka."