Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya Pembias Dosa

15 September 2021   13:15 Diperbarui: 15 September 2021   13:26 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mereka sudah memberi sumbangan ke posko-posko terdekat. Bahkan ada yang menitip ke tetangganya."

"Pemerintah?"

"Sedang mencari sumbangan lain ke luar negeri."

"Sekarang carilah ayat itu. Sebelum cahaya itu padam."

Entah berapa kali aku menganggukan kepala.

Dengan tergopoh-gopoh aku menelusuri jalan-jalan yang retak. Mengangkat puing-puing yang berserakan.

Sudah dua hari aku mencari. Dan aku kembali ke pemukiman itu. Mereka masih tetap menangis. Berteriak kelaparan. Mayat-mayat masih belum dikuburkan. Sedangkan aku masih mencari ayat itu. Tinggallah sebentar lagi waktuku akan habis. Cahaya itu akan pergi. Dosaku akan datang. Mengapa para pejabat itu tidak datang membantu? Aku sedang sibuk mencari ayat itu untuk membantu mereka. 

"Mereka datang hanya membawa sebungkus nasi. Dan mereka sudah pergi lagi."

"Mengapa mereka membiarkan mayat-mayat itu bergeletakan? Mengapa tidak cepat dikuburkan?"

"Mereka sedang mengantre. Dosa mereka sedang dihitung."

"Tetapi aku akan membantu mereka. Ayat itu akan membantu mereka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun