Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya Pembias Dosa

15 September 2021   13:15 Diperbarui: 15 September 2021   13:26 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Hampir tiga ratus."

            "Kau tidak istirahat dulu. Menutup semua jendela dan pintu. Karena rumahmu kosong. Dan mungkin pencuri tidak mengetahui kalau kau ada di atas atap rumahmu."

            Aku menggelengkan kepalaku.

            "Nanti dosaku menjadi bertambah" jawabku.

            "Tidak. Aku akan menjadi saksi. Kau tidak berdosa"

            Tetap saja aku menggelengkan kepala. Aku terus melekukkan jari-jariku agar tidak lupa jumlah untuk menyebutkan ayat itu. Padahal malam itu sudah begitu larut. Aku ingin mendapat jatah dari Tuhan. Malam ini saja. Kemudian aku akan membagikannya pada orang-orang yang keluyuran di malam hari. Mengobral nafsunya untuk berbuat dosa.

            Terdengar dengungan nyamuk saling berebutan untuk mengambil darahku. Aku berdiam saja. Aku mengajaknya untuk menyebut ayat itu dengan upah darahku. Mereka berputar. Mencari lahan kosong di tubuhku yang tidak sehelai benang pun menutupinya. 

            "Kalian mau darahku?"

            Mereka menganggukkan kepala dan terus mengibaskan sayap-sayapnya.

            "Kalian sebutlah ayat ini dan aku merelakan darahku untuk dihisap sebagai makan malam kalian"

            Nyamuk-nyamuk berbisik di dekat telingaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun