"Nina sudah pergi dalam damai."
"Kapan?"
"Sepuluh menit yang lalu."
"Aku secepatnya akan datang!"
"Nanti saja di rumah, kami sudah bersiap-siap mengurus kepulangannya."
Aku mengakhiri pembicaraan dengan gamang. Tak tahu apa yang harus kulakukan. Menangis sedih karena Ninaku telah pergi atau menangis bahagia saat anak perempuaku lahir?
"Bapak Rico Parlindungan?"Suster bertubuh gemuk itu memanggil.
Aku menghampirinya bersama beberapa keluarga.
"Selamat Pak...putrinya sudah lahir."
"Sehat..."Suster itu menjelaskan.
"Bapak mau melihat ke dalam? Atau di kamar bayi saja saat sudah dimandikan?"