Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

ABIMMU, Tips Menulis Artikel Laris Manis di Blog Kompasiana

31 Agustus 2019   06:22 Diperbarui: 31 Agustus 2019   06:39 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak bahagia tra la la la la saat artikel atau tulisannya di blog, termasuk Kompasiana laris-manis dibaca ribuan kali? Susah-payah merangkai kata dan kalimat seakan terbayar saat melihat artikel kita dibaca banyak orang, bahkan sampai ribuan.

Sejatinya, tidak ada hal yang tidak bisa diraih jika upaya kita maksimal dan Yang Maha Esa memberi kemurahan. Juga dalam hal meraih tingkat keterbacaan atau views yang tinggi di blog keroyokan seperti Kompasiana.

Tidak Ada Trik Rahasia Menulis Artikel Laris-Manis di Blog 

Sebenarnya tidak ada trik rahasia agar tulisan laris dibaca di blog, termasuk Kompasiana. Rahasia agar tulisan laris dibaca di blog Kompasiana sebenarnya sudah gamblang terpampang dalam bagian bawah setiap artikel di Kompasiana. Apa rahasia itu?

Rahasia itu adalah kriteria-kriteria yang dipakai untuk memberi vote. Hanya satu kriteria yang wajib dihindari yaitu Tidak Menarik. Warna vote Tidak Menarik hitam. Artinya jika tulisan kita di hati pembaca ternyata tidak menarik, jangan harap tulisan kita laris dibaca dan dibagikan pembaca di media sosial mereka. 

Memang, kadang pembaca memberi vote "Tidak Menarik" karena perbedaan pendapat (politik), bukan karena tulisan kita tidak menarik. Namun, hal ini amat jarang terjadi. Yang sering terjadi, orang tidak tega mengklik "Tidak Menarik", namun berhenti membaca tulisan kita. Alasannya macam-macam, mulai dari kejengkelan pembaca saat menemukan banyaknya saltik (salah ketik) sampai miskinnya tulisan kita.

Trik ABIMMU agar Tulisan di Kompasiana Laris Dibaca

Nah, selain vote "Tidak Menarik," ada vote "Aktual, Bermanfaat, Inspiratif, Menarik, Menghibur, dan Unik". Keenam vote ini adalah trik bukan rahasia agar tulisan kita laris dibaca. Saya singkat keenam vote ini sebagai ABIMMU.

1. Aktual

Kompasianer yang paling cepat, tepat, dan cermat membahas tema aktual dalam tulisan-tulisannya akan mendapat tingkat keterbacaan yang aduhai. Tengok saja tulisan rekan-rekan Kompasianer, khususnya di kanal politik, gaya hidup, dan humaniora. 

Cukup mengamati Kompasiana selama beberapa hari, Anda akan segera mengenal siapa saja Kompasianer yang cepat, tepat, dan cermat membahas tema aktual.

Cara memproduksi tulisan aktual adalah dengan menjadi penulis yang selalu mengikuti perkembangan informasi. Sering baca berita di aneka platform, rajin memeriksa tren di Twitter, Google (Trend), Line, grup-grup aplikasi perpesanan yang sering lebih cepat menangkap isu aktual ketimbang media massa, dan sebagainya.

Ehm, omong-omong sudah tahu kan cara memeriksa Google Trend? Kalau belum, tak perlu malu bertanya pada murid atau cucu yang lebih paham internet daripada kita...hehehe.

Nah, mungkin belum banyak yang menyadari bahwa sumber atau asal pembaca di Kompasiana itu ada dua kelompok:

a. pembaca internal yaitu yang memang membuka Kompasiana untuk membaca tulisan-tulisan di Kompasiana

b. pembaca eksternal yaitu yang mencari informasi di mesin peramban, lalu (kebetulan) mengklik Kompasiana.

Jika mengharapkan pembaca internal saja, pengamatan saya, keterbacaan tulisan tidak seberapa tinggi. Bahkan tulisan bermutu yang jadi artikel utama bisa hanya mendapat seratusan tayangan.

Jika mengharapkan pembaca sampai ribuan bahkan puluhan atau ratusan ribu, artikel harus mampu menarik perhatian pembaca eksternal. Cara menarik perhatian pembaca eksternal juga tak jauh berbeda dengan apa yang telah saya ulas. Tulislah artikel yang ABIMMU: Aktual, Bermanfaat, Inspiratif, Menarik, Menghibur, dan Unik. 

Berilah judul yang mendekati kata kunci pencarian yang sedang tren di media sosial dan mesin peramban. Misalnya setelah Presiden Jokowi mengumumkan calon ibu kota baru, kata kunci pencarian yang jadi tren adalah: ibu kota baru, ibu kota pindah, ibu kota (di) Kalimantan, Kalimantan Timur, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, profil ibu kota baru, nama ibu kota baru, dan sejenisnya. 

Judul yang baik, antara lain, memuat kata-kata kunci pencarian di atas. Artikel saya mengenai ibu kota baru tadinya saya beri judul "Benuo Taka, Usulan Nama Ibu Kota Baru di Penajam Paser dan Kukar". 

Oleh Kompasiana, judul itu diubah menjadi "Profil Singkat Ibu Kota Baru di Penajam Paser dan Kukar". Berkat pengubahan judul ini, artikel itu terbantu meraih pembaca eksternal sehingga hingga kini masuk Tren Pekan Ini. Terima kasih ya bro dan sis admin Kompasiana dan pembaca:)

Ini tulisan saya: Profil Singkat Calon Ibu Kota Baru di Penajam Paser dan Kukar

Contoh lain: 

"Tragedi Sigapiton" yang Disembunyikan dari Jokowi di Danau Toba 

Layakkah Enzo Allie Dipecat dari Taruna Akademi Militer TNI?

Maafkan, Saya Bersembunyi Saat Idul Kurban

Inilah "Penumpang Gelap" di Kubu Prabowo yang Dimaksud Gerindra

2. Bermanfaat

Tulisan bermanfaat biasanya akan laris dibaca. Mau buktinya? Sejumlah tulisan dahsyat yang penuh manfaat di Kompasiana bahkan meraih ratusan ribu tayangan atau views lho!

Tanpa memandang remeh penulis lain, contohnya adalah sebuah artikel karya rekan Kompasianer Supartono JW pada tahun 2019 yang dibaca lebih dari 407.680 kali. Ini tulisannya. Saya prediksi, ini akan jadi rekor tertinggi perolehan K-Rewards untuk satu artikel.

Contoh lain adalah tulisan rekan Kompasianer Tjiptadinata Effendi pada tahun 2014 yang meraih lebih dari 191663 tayangan

Cara Mudah Membuat Alat Pemotong Kaca

Dhania dan Janji Manis ISIS yang Menyesatkan

Serius Mau Kuliah di Fakultas Kedokteran?

3. Inspiratif

Tulisan inspiratif biasanya juga akan banyak disimak pembaca. Ciri-ciri tulisan inspiratif:

a. Berdasarkan pengalaman nyata diri dan orang lain yang bermanfaat bagi pembaca

b. Membahas topik yang terkait erat dengan hidup sehari-hari pembaca, namun tak banyak disadari pembaca. Tulisan inspiratif mampu membangunkan pembaca dari tidurnya atau dari rutinitas dan kebiasaannya melihat sesuatu yang baginya sudah biasa.

c. Dituturkan dengan bahasa ringan, kalimat pendek, dan dengan alur yang mudah dipahami pembaca (jangan maju-mundur tak karuan)

d. Harus dilandasi kejujuran dalam bertutur, jangan merekayasa cerita. Nantinya pembaca akan tahu juga, apakah kisah itu jujur atau dibuat-buat untuk membuat orang terkesan.

Cukup banyak tulisan inspiratif yang mendapat ribuan tayangan. Sekadar memulai deretan contoh adalah tulisan bersahaja saya mengenai tips melawan budaya nunduk. Ini tulisannya https://www.kompasiana.com/bobby18864/5d4ae554097f36107f1848c2/7-cara-hidup-lebih-bahagia-tanpa-candu-facebook-instagram-dan-gawai.

Contoh lain: 

Inilah Pelajaran Hidup dari Juara Dunia 2019, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan

Merunduknya Si "Tukang Pisang", Kaesang

4. Menarik

Tulisan yang menarik jelas menjadi magnet yang menarik banyak pembaca. Menarik kadang adalah gabungan dari aneka faktor, termasuk faktor tema aktual, bermanfaat, dan menghibur serta unik. Artikel menarik memiliki sejumlah ciri-ciri:

a. Judulnya tidak biasa-biasa saja, namun diolah dengan cerdik agar menarik. 

Tujuh tips menulis judul sudah saya ulas dalam 7 Tips Membuat Judul Cantik dan Menarik

b. Sudut pandangnya tidak biasa. Jujur, perlu jam terbang agak tinggi untuk menulis dengan sudut pandang yang tak terpikirkan oleh penulis kebanyakan. Cara terbaik memelajari keterampilan ini adalah dengan membaca banyak artikel bermutu di aneka platform dan media massa.

Contoh artikel menarik:

Mulai 2020, Menikah Pakai Sistem Zonasi 

5 Rahasia Karyawan Bisa Naik Gaji dan Jabatan Setiap Tahun

Coba amati, judul-judul artikel itu sudah menarik untuk diklik, bukan? Apalagi kalau sudah dibubuhi kata "rahasia", berupa pertanyaan yang memancing rasa penasaran, atau judul yang heboh namun bukan clickbait.

5. Menghibur

Tulisan menghibur jadi pelipur saat pembaca jenuh dengan ribut-ribut politik dan rutinitas sehari-hari. Tak sedikit penulis di Kompasiana yang piawai meracik artikel yang menghibur dengan artikel humor bahasa Indonesia (gaul) dan bahasa daerah. Ternyata karya fiksi pun bisa menyedot banyak pembaca di tengah kejenuhan membaca artikel nonfiksi. Contoh artikel menghibur: 

Si Ibu Cantik dan Helm yang Hilang

Sepucuk Surat Cinta Mace Marta di Timika untuk Pace Thomas di Tembagapura

6. Unik

Keunikan tulisan dapat kita kreasi dengan langkah-langkah ini:

a. memilih tema yang benar-benar baru dan belum pernah dibahas sebelumnya

b. mengangkat kekayaan budaya lokal yang hanya bisa ditemukan di satu daerah tertentu saja

c. membahas tema umum namun dengan pengolahan judul dan isi artikel yang kreatif dan menarik perhatian

Contoh artikel unik: 

Ikan Haruan, Rahasia Bugar Urang Banjar Sejak Ratusan Tahun Silam

Mengenal Melati Kusuma, Superhero Marvel Berdarah Indonesia

Sekadar usulan untuk rekan-rekan penulis fiksi, terutama puisi:

Saya tidak alergi dengan puisi cinta dan puisi dengan kata-kata banal, hanya saja menurut pendapat saya, tulislah tema-tema fiksi (puisi) yang unik.

Saya sendiri kurang tertarik membaca cerpen dan puisi yang -maaf- kata kuncinya adalah kopi, senja, hujan, cinta. Kata-kata itu sudah terlalu banyak digunakan dan terlalu banal. Saya sendiri juga kadang memakai kata-kata itu, namun dalam konteks puisi yang tidak standar.

Coba eksplorasi tema yang belum banyak digarap, misalnya soal kebangsaan, kepedulian sosial, keagamaan, kecintaan pada alam, kebudayaan lokal (cerita rakyat, upacara adat, kontroversi tradisi melawan paham modern, dst.).

Coba eksplorasi diksi yang unik dan bukan mengulangi saja diksi puisi-puisi yang sudah ada, misalnya "mencintai dengan sederhana, senja buat NN, dst". Ikuti nasihat ahli penulisan puisi dan bahasa bahwa karya fiksi hendaknya kaya dengan hikmah dan diksi agar pembaca mendapat inspirasi.

Contoh fiksi bertema unik dan atau berdiksi unik: 

Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi

Selayar Impian

Tips praktis panjang tulisan di blog

Pengamatan hamba, artikel nonfiksi yang dipilih Kompasiana sebagai pilihan dan artikel utama minimal dua halaman Kompasiana. Sila ukur sendiri ya berapa jumlah katanya...saya sudah capek ngetik nih :). 

Mengapa "harus" agak panjang? Karena tulisan nonfiksi yang agak panjang menandakan penulis mahir dan serius mengulas topik, bukan asal tulis sambil makan gado-gado. 

Sementara itu, artikel fiksi tidak harus dua halaman Kompasiana. Namun, puisi atau cerpen yang terlalu singkat juga kurang menarik karena tidak memberi ruang untuk eksplorasi gagasan penulisnya. 

Wasana Kata

Mohon pengertian bahwa jika contoh artikel Anda tidak tersua dalam artikel singkat ini, bukan berarti dunia sudah berakhir :) Mustahil merangkum artikel-artikel terbaik yang memuaskan kriteria semua penulis dan pembaca Kompasiana. Penilaian saya jauh dari sempurna karena saya juga masih belajar menganggit tulisan ABBIMU yang laris dibaca di blog seperti Kompasiana. 

Kebiasaan orang Indonesia, yang kosong malah sombong, yang berisi malah sembunyi. Jangan sembunyikan artikel Anda atau rekomendasi (artikel) rekan di Kompasiana yang Anda nilai patut diteladani karena memang masuk kriteria ABBIMU dan terbukti laris dibaca. Sangat boleh menambahkan contoh artikel teladan di kolom komentar, atau mengkritik tulisan ngawur ini :)

Salam literasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun