Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Setapak di Penggung Bukit

14 Februari 2016   23:06 Diperbarui: 14 Februari 2016   23:09 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bebukit dan semak belukar itu

meski kini lebih rimbun

namun jalan setapak yang dulu biasa kulalui

masih terlihat jejaknya

 

Rumput ilalang tumbuh di kiri-kanannya


ujungnya yang runcing merunduk ke tanah

menunjuk ke dalam kenangan

jejak silam yang tertinggal

 

Kulihat bungkahan bebatu  di tanjakan

berlumut,  meredam hujan dan panas

tak mempedulikan musim yang terus berubah

berguman pada dirinya sendiri

 

Jalan setapak ini penuh cerita

dan bebukit itu mencatat kisah-kisah

para pelintas yang melalui punggungnya

menuju ke hutan yang sama, belantara kehidupan!

 

*****

Batam, 2016.

 

 

 

 

 

Sumber Ilustrasi:

http://static.panoramio.com/photos/large/71668857.jpg

[caption caption="Sumber Ilustrasi: http://static.panoramio.com/photos/large/71668857.jpg"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun