Mohon tunggu...
Bagus Styoko Purwo
Bagus Styoko Purwo Mohon Tunggu... Guru - Guru di Bekasi Kota

Menulis tema-tema kehidupan. Fiksi dan non Fiksi. Mengajar diperguruan tinggi di Bekasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penghuni Terakhir

11 September 2016   21:38 Diperbarui: 11 September 2016   21:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            “Ini, tolong terima, anggap saja rezeki untuk keluargamu.”

            “Tapi saya kan belum bekerja pada Tuan.”

            “Mulai besok kamu resmi menjadi karyawanku. Dan kamu akan di jemput oleh beberapa utusanku,” Tuan besar yang baik hati sungguh membuat dirinya berterima kasih tak henti-henti.

            “Mana istri dan anak-anakmu?”

            “Bu, ke sini sebentar, ada Tuan besar.”

            Istrinya yang semula tidak mengetahui gerangan siapa  tamu suaminya itu menganggap hanya teman biasa kerjanya. Di matikan api kompor yang mengepulkan dapur mereka. Di sambernya tangan Tuan besar. Sentuhan merunduk mengenai punggung tangan kanan Tuan besar.


            “Eh… Tuan besar. Maaf, saya tadi lagi merampungkan masakan. Tanggung.”

            “Anak-anakmu?”

            “Mereka masih di sekolah, Tuan.”

            “Baiklah, aku masih ada keperluan. Esok pagi kutunggu di kantor.”

Tuan besar bersama dua ajudannya melesat bersama Pajero putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun