Aku harus memperkenalkan namaku dengan berani. Tentu saja di hadapan mereka.
Namaku Bre! Aku 13 tahun! Perkenalanku lancar jaya dan seterusnya.
Dan semenjak itu aku ofisial menjadi anggota pramuka pada level siaga dengan  satu strip kuning.
Sampai  melewati beberapa kali tali-temali, baris-berbaris dan simafur, aku sudah tahu kenapa aku mencebur di dalam gerak pramuka.
Terus kenapa kamu masuk pramuka! Tanya gadis itu.
Maaf, aku belum bisa menjawabnya! Jawabku.
Gadis pramuka itu tersipu, jemari tangannya menutup bibirnya, rambutnya bergerai. Lalu dia berlari menangkap kerumunan gadis-gadis siaga lainnya.
Lupa, sampe Sabtu ke berapa mungkin aku semakin suka pramuka.
Hai! Gadis itu mendekat lagi di Sabtu ke lima(?)
Kamu?
Sekarang, kenapa kamu masuk pramuka? Tanyanya mengulang.
Aku pikir, karena ada kamu! Jawabku.
Haaa..? Gadis itu berbalik.
Sampe Sabtu berikut, aku menunggunya ekstra lama, hingga hadir di lapangan pramuka. Dia mendekatiku.
Bagaimana jika aku tidak di sini? Dia bertanya
Aku pikir aku tidak bisa pramuka lagi!
Haaa? Bukankah kita masih siaga? Lanjutnya.
Lalu aku mengambil tangannya, dia membiarkannya.
Ini tidak biasa! Katanya, Dia menarik tangannya dan pergi .
Sejak Sabtu sore itu, menjadi paling ujung aku menjadi pramuka. Gadis indah itu tidak pernah lagi berada di lapangan pramuka. Dan aku tidak hasrat lagi lalu resain dari pramuka.
