Siapa yang akan mencatat dedaunan
Gugur beribu-ribu luruh
Diterbangkan angin,
dibawa air hujan, memenuhi sungai,
ke laut
Atau tidak akan pernah sampai
Mungkin juga hanya bertumpuk
Di seputaran pokok kayu
Kering, dibakar seseorang
Atau memang begitu adanya
Mengikuti perjalanan waktu
Rapuh kemudian menjadi humus
Dan sebuah biji jatuh
Tumbuh
Atau tidak menjadi apa-apa
Siapa pula yang mengingat percikan air
yang mengetuk-ngetuk jendela
Tersebab hujan tadi malam
Dan kita diam di balik selimut
Berusaha hadirkan mimpi
Yang siang kemarin tertutup kabut
Lalu siapa yang akan mengulang-ulang baca
Tentang sebuah pertemuan
Sedang masing-masing diri sibuk
Bagaimana yang sebenarnya cara
menafsirkan rindu
Dan para penyair sudah terlalu muak
Mengabadikan ke dalam sajak
Dengan diksi-diksi selalu sama sedari dulu
Juga kalimat-kalimat
Yang tak pernah beranjak
***
Lebakwana, Maret 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI