Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Jalan Maaf

16 Mei 2022   20:43 Diperbarui: 19 Mei 2022   21:50 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menunggu seseorang di stasiun. Sumber: Shutterstock/Quon_ID via Kompas.com

Pagi ini aku ingin menjemputmu
Namun, stasiun kereta telah dingin

Ada tersisa dengung
: Bila kepastian kabar tak lagi hangat, maka memberangkatkan luka tak perlu menunggu masa tenggat

Seorang petugas kebersihan mengumpulkan serpihan rasa kecewa. Cinta itu bukan soal seberapa sering kita membuat orang bahagia, tapi menghindari sekecil mungkin akan tercipta luka

"Cinta itu indah," katanya seraya menatapku

Aku mengejar keluar stasiun
Kota mendadak menjadi asing
Gedung-gedung, langit, tanah
Hujan
Kendaraan
Bunga

Di cafe mana kopi terenak

Parfum
bahkan sepotong ayam goreng
ada dalam sekotak gawai

Kupanggil sebuah taksi
"Pakai sabuk pengaman. Jalan menuju maaf sering berliku."

Supir taksi memberi saran

***

Lebakwana, Mei 2022

Ilustrasi. Gambar oleh Mirela Anton/ Pinterest
Ilustrasi. Gambar oleh Mirela Anton/ Pinterest

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun