Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kitab Kecemasan

12 Juli 2021   11:16 Diperbarui: 12 Juli 2021   11:31 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Cottonbro/ Pexels. 

Suatu masa engkau akan membaca catatan hari ini, tentang malam-malam penuh tanya, apakah esok masih bisa melihat matahari. Pagi yang muram, menduga-duga yang akan terjadi nanti malam 

Orang-orang membukukan cemas

Bunyi napas yang tersedak, ruang-ruang tertutup, menanti saat pintu terbuka. Menggigil pastikan suara: ya atau tidak 

Membeli ngilu dalam tabung, di situ napas tergantung 

Sirene ambulans, bendera kuning di batas jalan. Berdebar, berpindah tempat tiap sebentar 

Air mata, sungguh tak siap 

***

Lebakwana, Juli 2021 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun