Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Semerbak Lavender di Kintamani: Bab Tiga Belas

9 Oktober 2025   19:53 Diperbarui: 9 Oktober 2025   19:53 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu, saat mereka duduk di beranda, laut di kejauhan, rumah di belakang mereka, dia menyerahkan botol itu pada Maurice. Dia menatap botol itu, lalu menatap Anggun.

"Untukku?"

Anggun mengangguk.

"Untuk kita. Untuk apa yang kita ciptakan di sini."

Maurice mencium tutup botol, memejamkan mata. "Baunya seperti ... kebebasan."

Mereka terdiam. Lalu Anggun bertanya, nyaris berbisik, "Apakah kamu terkadang memikirkan ... lebih?"

Maurice tidak langsung menjawab.

"Ya. Tapi aku tidak ingin terburu-buru. Aku tidak ingin menghancurkan apa yang sedang tumbuh."

Anggun mengangguk. Dan untuk pertama kalinya, dia merasa bukan berada di antara dua dunia, melainkan di tengah dunia yang baru.

Maka malam itu berakhir dalam keheningan. Yang tak hampa, melainkan penuh harapan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun