Aku masih bisa melihat masa lalu, tapi aku juga bisa melihat benang merahnya. Benda berwarna merah cerah menyatu dalam semua kenangan, membuatku menari, menarikku ke arahnya.
Aku ingat jalan itu, beberapa bulan yang lalu. Ada tangan yang menutup hidungku dan memasukkan ramuan beraroma manis ke tenggorokanku sebelum aku terjatuh ke trotoar.
Aku bisa merasakan diriku berhenti mencintainya. Rasanya seperti sekarat. Tidak banyak orang yang jatuh cinta dalam waktu beberapa detik.
Aku jadi mengerti sekarang.
Tidak ada takdir, tidak ada kebetulan, hanya seorang penyihir dengan ramuan cinta yang ingin aku mencintainya.
Dan bagian terburuknya adalah aku ingin membalas cintanya. Aku ingin perasaan paling bahagia yang pernah kualami menjadi nyata. Tapi hatiku hampa.
"Keluar," kataku.
Bisikan subsonik yang menghantamnya seperti peluru kendali.
Yang patut disyukuri, karena membuatnya pergi.
Cikarang, 9 Maret 2024
Â