Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bayi Identik (Serial Saraswati: Pakar Paranormal)

22 Januari 2022   20:49 Diperbarui: 22 Januari 2022   20:51 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Itu bayinya," kata wanita berbaju wanita kantoran. Dia terisak. "Umurnya baru dua minggu."

Saras menaikkan alisnya. "Anda terlihat sehat untuk seseorang yang memiliki anak kembar dua minggu lalu."

Wanita itu kembali terisak.

Sanjo berbicara pelan. "Nyonya Lesty bukan melahirkan anak kembar. Dia datang untuk memeriksa tidur putrinya dan menemukan peri ini menggendong bayinya. Dia berteriak, dan peri itu meletakkan bayinya di buaian. Baru kemudian, Nyonya Lesty menyadari bayinya ada dua. Salah satunya adalah putri kandungnya---"

Saras menarik napas panjang. "Yang lainnya adalah palasik peniru manusia."

Sanjo mengangguk. "Palasik ini sedang dalam proses menukar anak palasik itu dengan yang asli, tapi kita tidak tahu seberapa jauh dia telah melakukannya. Apakah bayi yang dia taruh itu bayi yang asli, atau duplikatnya?"

"Bolehkah saya mencoba?" Saras meletakkan tangannya dengan lembut di bahu Nyonya Lesty. Wanita itu masih menangis saat mengangguk dan memberi jalan.

Saras mengamati kedua bayi di dalam buaian. Kedua serupa persis, kepalan tangan yang menggenggam, hidung mungil yang sama, dan rambut jagung yang serupa. Salah satu bayi mengedipkan mata mengantuk. Yang lain diam-diam mengepalkan salah satu tinjunya.

"Keduanya identik dalam segala hal," kata Detektif Sanjo. "Aku bahkan sudah meminta dokter memeriksanya."

Saras menatap si palasik yang terbang dengan cemberut di dekat petugas yang waspada. "Saya kira Anda tidak bersedia memberi tahu kami yang mana, bukan?"

Palasik itu mencibir. "Percuma, kau tetap tidak akan percaya padaku jika aku mengatakannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun