Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Lelang Online

11 November 2021   18:52 Diperbarui: 14 November 2021   01:06 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang menggadaikan jiwanya. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

"Orang-orang bodoh yang percaya bahwa kau dapat membelinya. Apakah kau percaya pada jiwa?"

"Aku tidak tahu."

"Tak masalah. Aku tidak percaya pada Tuhan dan tidak memiliki agama atau apa pun, jadi aku tidak peduli ketika menjual milikku. Aku lebih suka uangnya, Bro."

Joko memperhatikan saat Luhut menggoyangkan tangannya, permata berkilauan di depan matanya.

"Bisakah kamu memberiku alamat web itu?" dia bertanya.

***

Jam kerjanya selesai. Joko terlambat menutup toko dan ketinggalan bus juga.

Tetapi alih-alih menunggu bus yang berikutnya, dia memutuskan untuk berjalan kaki pulang. Waktu tempuh lebih dari dua kali lipat biasanya. Malam itu cuaca cerah, untungnya, dan jalan-jalan yang menyenangkan membuat pikirannya berkeliaran.

Dia memikirkan ide Luhut untuk sementara waktu, tetapi mengusirnya keluar dari kepalanya, menganggapnya bodoh.

Ketika tiba di rumah, dia berharap istrinya menunggunya bersama anak-anak. Tapi tempat tinggalnya gelap dan dia menemukan catatan yang ditulis dengan tergesa-gesa di pintu kulkas. 'NGANTUK, TIDUR,' tanpa emoji senyum seperti yang biasa ditinggalkan istrinya ketika dia lembur di pekerjaan lamanya.

Joko tidak keberatan. Dia memasak mi instan dan duduk di depan laptopnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun