Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Lelang Online

11 November 2021   18:52 Diperbarui: 14 November 2021   01:06 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang menggadaikan jiwanya. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Dia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali dia makan sushi. Dulu adalah makan siangnya yang biasa di pekerjaan lamanya. Dia melihat jam tangan mahal di pergelangan tangan Luhut.

"Pantas, enggak?" tanya Luhut, menarik lengan bajunya dan memamerkan arloji platinum bertatahkan berlian.

"Ya," jawab Joko bersusah payah untuk terdengar acuh tak acuh. Dia melirik ke bawah dan melihat sepasang sepatu bot kulit Italia yang bergaya di kaki Luhut. Saat dia mendongak, dia melihat Luhut sedang tersenyum padanya.

"Aku tahu apa yang kau pikir," katanya, giginya yang putih sempurna berkilau. "Bagaimana bisa aku membeli semua ini padahal aku juga karyawan di Electrishit sama dengan kau, kan?"

Joko kaget. Persis seperti yang dia pikirkan. Namun dia tidak mengatakan apa-apa dan menunggu Luhut melanjutkan.

"Aku baru saja dapat banyak uang, Bro," kata Luhut. "Mau aku kasih tahu caranya?"

"Silakan," kata Joko datar. Meski rasa penasarannya sudah mencapai puncak ubun-ubun, tidak dia tak ingin terlihat terlalu bersemangat untuk mendengar cerita Luhut.

"Kau pernah mendengar tentang lelang online?"

"Tentu."

"Aku sudah menemukan yang lebih baik daripada eBay atau yang lain di luar sana. Tidak banyak orang yang mengetahuinya, tetapi kau bisa dapat duit yang jauh dari sedikit, kawan."

Joko ingin mencebikkan bibirnya tetapi menahan diri. Dia bersiap untuk mendengar penipuan internet bagaimana cepat kaya dan bodoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun