Memo sangrai dibaca ulang oleh Fahri.
Biasanya memo itu penuh angka,
suhu, durasi, berat.
Tapi hari itu, memo dibaca seperti puisi.
“27 jam bukan waktu.
Tapi tubuh yang tidak tidur
karena rasa belum menemukan kata
yang layak masuk sistem.”
Puisi itu ditulis di balik bon teh pahit.
Lalu ditempel di dekat grinder
yang masih belum menyala.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!