Di dalamnya: kopi tanpa merek,
dan secarik memo dari seseorang yang pernah bekerja di bidang diplomasi.
“Kopi ini tidak lolos uji rasa.
Tapi menyelamatkan satu negosiasi malam itu.
Karena tubuh yang minum berkata:
‘Rasa ini jujur. Cukup untuk percaya malam ini.’”
Gilang mencampur batch diplomat itu dengan batch Lembang.
Tanpa skala.
Tanpa pengukur.
Tanpa tujuan.
Raka hanya melihat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!