Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kesadaran Ditanam serta Menyerap Energi dan Informasi dari Struktur Realitas

30 Maret 2025   12:56 Diperbarui: 30 Maret 2025   12:56 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Derivasi Formalisme Matematis serta Simulasi Numerik -- Apakah kami  dapat menunjukkan hasil kuantitatif yang sesuai dengan observasi atau eksperimen?

1. Kritik terhadap Validitas Teoritis

Potensi Kritik:

  • Teori kami  dianggap terlalu spekulatif karena melibatkan kesadaran sebagai entitas fundamental, suatu klaim yang bertentangan dengan paradigma reduksionis yang mendominasi sains saat ini.

  • Kesadaran dalam fisika kuantum sering diperdebatkan, dan beberapa eksperimen kuantum yang mengaitkan kesadaran dengan kolaps fungsi gelombang masih kontroversial.

  • Kerangka holonik kecerdasan bisa dianggap sebagai bentuk panpsikisme baru tanpa landasan eksperimental yang cukup.

Jawaban:

  1. Kerangka kami  tidak hanya spekulatif, tetapi memiliki dasar dalam teori informasi dan fisika kuantum.

a. Dalam teori informasi, kesadaran dapat dikaitkan dengan kapasitas pengolahan informasi dan keterhubungan sistem dalam medan informasi, sebuah pendekatan yang memiliki analogi dengan teori Integrated Information Theory (IIT).

b. Dalam fisika kuantum, interpretasi mekanika Bohmian dan teori gravitasi kuantum Penrose-Hameroff menunjukkan bahwa kesadaran tidak bisa direduksi hanya ke proses neural klasik.

c. Fenomena kesadaran non-lokal, seperti korelasi pengalaman subjektif dalam eksperimen psi atau interaksi kuantum dengan pengamat, bisa menjadi indikasi bahwa kita harus melampaui paradigma konvensional.

  1. Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun