Paper ini dirancang untuk membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut mengenai kesadaran sebagai aspek intrinsik realitas, serta bagaimana pemahaman ini dapat mengubah paradigma neurosains, fisika fundamental, dan teknologi kecerdasan buatan.
BAB 1. Pendahuluan
Latar Belakang Masalah: Tantangan dalam Paradigma Emergensi Kesadaran
Studi tentang kesadaran telah lama menjadi medan perdebatan antara dua pendekatan utama: reduksionisme materialis, yang menganggap kesadaran sebagai hasil dari proses neurologis di otak, dan dualitas interaksionis, yang melihatnya sebagai sesuatu yang melampaui mekanisme fisik murni. Dalam pendekatan materialis, kesadaran dipahami sebagai fenomena emergen, yakni muncul secara spontan dari kompleksitas aktivitas otak tanpa memerlukan entitas eksternal di luar sistem biologis. Namun, paradigma ini menghadapi beberapa tantangan utama:
Masalah Hard Problem of Consciousness (Chalmers, 1995)
Materialisme gagal menjelaskan bagaimana aktivitas fisik di otak dapat menghasilkan pengalaman subjektif (qualia). Tidak ada model deterministik yang mampu mereduksi pengalaman kesadaran ke dalam mekanisme fisik semata.
Batasan Korelasi Neurologis Kesadaran (Neural Correlates of Consciousness, NCC)
Neurosains modern mengidentifikasi area-area tertentu di otak yang berkorelasi dengan kesadaran (seperti korteks prefrontal dan thalamus), tetapi korelasi bukan kausalitas. Tidak ada bukti bahwa aktivitas neural menciptakan kesadaran, hanya bahwa ia berhubungan dengannya.
Fenomena Kesadaran Non-Lokal dan Anomali Eksperimental
Studi tentang pengalaman mendekati kematian (NDE), kesadaran dalam keadaan koma, serta eksperimen kuantum (misalnya pengaruh observasi dalam eksperimen celah ganda) menunjukkan bahwa kesadaran memiliki sifat non-lokal, yang sulit dijelaskan dalam model emergensi materialis.
Kesadaran dalam Kecerdasan Buatan dan Batasan Simulasi