Mohon tunggu...
ARIFULHAK  ACEH
ARIFULHAK ACEH Mohon Tunggu... Tebar Kebaikan Untuk Ummat

Umur begitu singkat. Karya tulisan akan dikenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kakak Yang Hilang

28 Juni 2025   00:04 Diperbarui: 28 Juni 2025   00:04 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Privat

Alif saat itu hanya diam. Ia tahu Lena tak sepenuhnya salah. Tapi ia juga merasa bahwa Syam adalah bagian dari hidupnya yang tak bisa ia abaikan. Namun, tekanan demi tekanan dalam rumah tangga perlahan mengikis keteguhan hati Alif. Ia memilih diam, menjauh dari konflik, dan tak sadar bahwa keputusannya menjauh juga melukai Syam lebih dalam.

Lena sendiri kemudian merasa bersalah, namun gengsi menelannya. Ia merasa sudah telanjur bersikap keras dan tak ingin mengakui bahwa ia pun sebenarnya merindukan suasana kekeluargaan yang dulu pernah ada.

Lebaran tahun itu datang dalam suasana mendung. Syam memutuskan untuk mencoba sekali lagi. Ia datang bersama istrinya dan anak-anak, membawa kue khas buatan sang istri dan setoples kecil rendang yang dulu disukai Alif.

Saat pintu dibuka, Lena yang menyambut. Ia tampak terkejut, namun tidak langsung menutup pintu.

"Selamat lebaran, Kak. Maaf kalau kami mengganggu. Ini... ada sedikit makanan," kata Syam dengan suara pelan.

Lena memandang anak-anak Syam yang berdiri malu-malu di belakang. Salah satu dari mereka, gadis kecil berambut dua kuncir, maju dan menyerahkan gambar buatan tangannya. "Ini gambar Om Alif dan Om Syam... lagi jualan es teh di pasar."

Lena terpaku. Gambar itu sederhana, coretan anak-anak. Tapi di dalamnya, tergambar dua sosok kakak beradik yang berdiri berdampingan, tersenyum lebar di bawah sinar matahari.

Dari dalam rumah, terdengar suara langkah. Alif muncul. Wajahnya pucat, matanya sembab. Ia menatap Syam lama sekali, sebelum akhirnya berkata, "Maaf, Dik. Kakak terlalu lama mendiamkanmu."

Syam tersenyum. Air matanya menetes. Mereka saling mendekap, dalam pelukan yang menampung puluhan tahun luka, rindu, dan penyesalan.

Beberapa bulan setelah rekonsiliasi itu, Alif mengajak Syam untuk membuka usaha bersama. Mereka membangun bengkel yang lebih besar dengan tambahan toko sparepart. Nama bengkel itu: "Bersaudara Motor."

Di atas meja kasir, terpajang foto kecil dua bocah laki-laki sedang menjajakan minuman di pasar. Di bawahnya tertulis: "Keringat dan mimpi yang tak pernah hilang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun