Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Memasung Pagi

27 Desember 2019   07:00 Diperbarui: 27 Desember 2019   07:07 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam deburan rasa tak terduga
Batin terus menggelora oleh kesah
Betapa angin badai kecewa melanda
Menorehkan sejuta luka yang basah

Cerianya mentari pagi tak jua berarti
Cerahnya fajar pun terlupa
Terkonsentrasi pada luka hati
Menumpulkan segala emosi rasa

Lalu datang kokok ayam jantan
Menyerukan mulai perjuangan
Namun sukma yang meronta pelan
Membuat sukacita pagi tersepikan

Bagai memasung meriahnya pagi
Ketika nurani bersemai luka lama
Lalu lupakan semua pesona mentari
Yang menyapa hangat menghibur duka

Apakah kau juga sama
Dengan mereka para perasa
Yang sia-sia mengalunkan nada
Saat memasung pagi yang ceria

Hentikan segala perih penyayat suka
Patahkan semua sepi yang membara
Bersegera menyambut dengan sukacita
Lepaskanlah pagi dari belenggu lara

...

Selamat beraktivitas penuh semangat di pagi ini

Written by Ari Budiyanti
27 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun