Mohon tunggu...
Andrilla Lukman
Andrilla Lukman Mohon Tunggu... Pelayan Cafe -

Aku adalah cipta. Langkahku adalah karya. Hatiku adalah seni. IG: andrilla_lukman Blog: https://thelittlewriter99.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tangis Terakhir (Kisah Seorang Wanita)

21 Januari 2018   04:15 Diperbarui: 21 Januari 2018   08:48 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sedih... ya, ya, ya." Katanya bergumam sendiri. "Menurutmu kenapa manusia menangis?"

"Karena kita sedih." Jawabku

"Kenapa manusia bisa sedih?"

"Emmmm... karena ada yang membuat sedih. " Kataku mencari-cari jawaban.

"Ya, tentulah. Kau lucu. Hahahaha..." Dia malah tertawa. "Tangis, kesedihan adalah bentuk ketololan. Kenapa harus bersedih? Aku, misal, aku tak bisa memiliki anak, lantas aku harus bersedih? Kurasa itu tak perlu. Menangis atau tidak, bersedih atau tidak, aku tetap tak bisa memiliki anak. Tiap manusia memilili jalan hidupnya masing-masing. Sayangnya kebanyakan tak menyadarinya dan terjebak dalam impian-impian kehidupan. Kehidupan yang seperti Michael Jackson atau Nicky Astria atau siapapun yang menjadi sorotan pada umumnya yang dianggap paling ideal. sekalipun itu adalah Nabi. Padahal,tiap manusia itu lahir dari dan dengan keadaan yang berbeda-beda, bagaimana bisa disamakan?"

"Inti dari hidup adalah mencari kebahagiaan dan kebahagiaan itu luas dan diciptakan oleh kita sendiri. Kebahagiaan bukan hanya kaya atau sehat atau sesuai dengan masyarakat. Apapun itu bisa dijadikan kebahagiaan."


"Aku bahagia dengan diriku. Sungguh. Jika kau berfikir jika aku tak bahagia, maka kau keliru. Aku memang tak memiliki anak, hidup dalam keluarga yang berantakan dan bahkan suamikupun meninggalkanku. Tapi aku bahagia. Aku menciptakan bahagiaku sendiri. Kau tak akan mengerti kurasa, tapi ini jujur. Kau tau aku tak pernah berdusta."

"Bahagia itu bukan senyum atau tawa. Apapun yang dilihat sebagai kebahagiaan itu cuma sebuah lambang, bukan bahagia itu sendiri. Bahagia itu urusan hati dan tak satupun manusia yang mampu mengungkapkan bahagianya. Tak ada kata yang mampu tuk menjelaskannya. Kata 'bahagia' pun sebenarnya hanya lambang dari 'bahagia' dan bukan 'bahagia'itu sendiri."

Itu adalah kata-kata terindah yang pernah kudengar darinya dan bahkan bisa dikatakan kata-kata terakhir yang kudengar karena keesokan harinya, saat dini hari, tepat jam 3 lebih 2 menit, dia meninggal. Jam kematiaannya sama persis dengan tanggal dimana dia terakhir kali menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun