Mohon tunggu...
Andrilla Lukman
Andrilla Lukman Mohon Tunggu... Pelayan Cafe -

Aku adalah cipta. Langkahku adalah karya. Hatiku adalah seni. IG: andrilla_lukman Blog: https://thelittlewriter99.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tangis Terakhir (Kisah Seorang Wanita)

21 Januari 2018   04:15 Diperbarui: 21 Januari 2018   08:48 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak mengerti dengan ucapannya tapi Aku tertarik untuk menemaninya. Setidaknya aku bisa melihat sungai tanpa harus menunggu Ayah mengantarku.

"Aku ikut, Shin." Kataku.

"Ayo." Katanya tanpa menoleh padaku.

Di sungai dia hanya diam memandang ke arah sungai yang mengalir lumayan deras. Entah apa yang ada di fikirannya. Dia juga seakan tak merasa jika aku ada di sisinya. Dia tenggelam dalam diamnya. Akupun, entah kenapa seperti terhipnotis olehnya, aku ikut diam. Aku tak berani pula mengajaknya bernicara.

Kemudian dia menangis. Dia menangis tersedu-sedu sambil tetap tak bergeming menghadap sungai. Tangisnya terdengar sangat menyedihkan. Begitu dalam, begitu menyayat hati.

"Kamu kenapa?" Tanyaku kepadanya setelah kuberanikan diriku.


Dia tak menjawab. Dia masih terus saja menangis menghadap sungai.

"Kamu kenapa, Shin?" Kuulangi sekali lagi pertanyaanku.

Dia, masih dalam tangis, membuka bagian belakang kausnya. Lalu dia hadapkan punggungnya kepadaku. Aku kaget. Kelihat disana sebuah garis merah membentang dari atas ke bawah.

"Itu kenapa?" Tanyaku.

"Ayahku memukulku dengan rotan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun