Mohon tunggu...
Andrilla Lukman
Andrilla Lukman Mohon Tunggu... Pelayan Cafe -

Aku adalah cipta. Langkahku adalah karya. Hatiku adalah seni. IG: andrilla_lukman Blog: https://thelittlewriter99.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tangis Terakhir (Kisah Seorang Wanita)

21 Januari 2018   04:15 Diperbarui: 21 Januari 2018   08:48 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau yakin?"

"Setidaknya begitulah kata dokter. Aku tak mengerti dunia kedokteran."

Dengan hati-hati aku berkata, "Sabar, ya, Shin."

"Kau tak perlu berkata sepelan itu. Aku tak akan pernah tersinggung. Terutama karena kata-katamu."

Aku terkejut saat dia mengatakannya. Dia seakan bisa membaca fikiranku.

***


Aku menangis. Kini warga akan mencemoohku sebagai ibu yang gagal. Anaku telah berani merokok, bahkan secara terang-terangan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana mereka akan mencemoohku.

Shinta berada di sampinhku saat itu. Dia menemaniku menangis. Aku menangis sambil menumpahkan cerita kekecewaan dan rasa malau yang kurasakan.

Dia hanya diam saat mendengarkan ceritaku. Dia seakan ingin membalas dendam kepadaku seperti kejadian di sungai kala itu.

Lama aku menangis dan panjang sudah cerita yang kuungkapkan. Lalu dia berkata,

"Kau tak perlu sesedih itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun