Mohon tunggu...
Tulis Ansa
Tulis Ansa Mohon Tunggu... Administrasi - Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

Siapapun yang ingin menjadi teman saya dengan cara follow akun ini dengan senang akan saya follow balik 😊 kita sama-sama belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: "Gelang Hantu Bule" (Horor komedi) Part 1 dan 2

25 September 2020   14:13 Diperbarui: 26 September 2020   19:26 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tenang Don, itu mungkin monyet." Kataku untuk menenangkan Doni, padahal aku juga gemeteran karena sepertinya tempat ini memang seram dan berhantu. Setelah kejadian yang aku lihat ditoilet tadi, namun tidak aku ceritakan kepada yang lain.

"Brugggg."aku pun terdiam, jantungku semakin berdebar dengan kecepatan yang sangat tinggi melebihi cepatnya Valentino Rossi dalam berlomba motor GP. seperti ada benda yang menempel tepat diatas kepalaku.
"Monyeeeeeeeeeet." teriak Doni sambil melihat keatas kepalaku dengan suara khasnya yang lembut tapi nyaring seperti wanita.

"Apaaaa, Monyet atau Setan Don? Tanyaku balik cemas.

"Anak Monyet."tukas Doni.

"Aaaaaaa, Prakkk, langsung kutepis menggunakan tanganku terlihat anak monyet nya terlempar namun yang bikin aneh aku tidak melihat dimana monyetnya terjatuh seperti langsung hilang begitu saja.

"Lari Donnnn, lariii!." Teriakku.
kami berdua pun lari terpingkal-pingkal menuju tenda. Ku yakin itu bukan Monyet Sembarangan mana mungkin anak monyet bisa berkeliaran diatas kelapa sendirian seharusnya ia tinggal dihutan bersama induknya. Aku pun langsung menghampiri Juki dan lainnya dengan keadaan tangan kosong dan tidak membawa apa-apa.

"Loh, kok kamu lari-larian, Doni dimana Yas." Tanya Heri dengan nada suaraya yang pelan dan santai, seperti habis memotong bawang dengan memegang pisau ditanganya. Aku pun baru sadar ternyata aku meninggalkan Doni, aku yang masih terengah-engah belum sempat menjawab dari kejauhan terlihat Doni berjalan cepat membawa Kayu bakarnya dengan cara memeluk menggunakan kedua tangannya.

"Astaga, Monyeeet." lirih Doni dengan nafas terengah-engah. Terlihat Juki, Heri, dan Yudi terlihat bingung dan heran melihat kami berdua.

"Apa sih, Datang-datang ngatain orang Monyet." Balas Juki dengan kesal karena ia menyangka Doni mengejeknya dengan sebutan monyet.

"Bukan Kamu mas, tadi itu ada anak monyet loncat tepat berada diatas kepalaku, monyet nya sepertinya hantu, soalnya pas ku tepis monyetnya langsung hilang" ujarku menjelaskan kepada mereka.

"Hahahaha, mungkin dia cari Bapaknya kali yas." ejek Juki sambil tertawa dengan kencang. Terlihat Heri dan Yudi menahan mulutnya untuk tertawa, namun mungkin tidak enak denganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun