Mohon tunggu...
Tulis Ansa
Tulis Ansa Mohon Tunggu... Administrasi - Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

Siapapun yang ingin menjadi teman saya dengan cara follow akun ini dengan senang akan saya follow balik 😊 kita sama-sama belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: "Gelang Hantu Bule" (Horor komedi) Part 1 dan 2

25 September 2020   14:13 Diperbarui: 26 September 2020   19:26 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayo kita masuk duluan kita cari kursi paling depan, kata Doni langsung menuju Bus.

"AKu juga mau duduk paling depan kalau belakang aku takut mabuk nanti." Kata Juki langsung Mengejar Doni. Juki dan Doni pun duduk berdua paling depan, sedangkan Aku dan Heri tepat berada dibelakangnya. Terlihat Yudi duduk dengan anggota kelompok lain. Kami pun berangkat menyusuri jalan raya aspal yang sangat panjang dan bergelombang, sedikit demi sedikit hiruk pikuk kota mulai tak terdengar, jelas sekali lokasi yang akan kami tuju jauh dari kota dan masuk pedesaan. Bus pun masuk jalan aspal yang tidak begitu besar menuju sebuah kampung sangat jelas sekali ditepi jalan masih banyak terdapat pohon-pohon besar yang tinggi menjulang keatas, bambu runcing yang memanjang. Hutan ini masih terjaga keasriannya. Bukit-bukit kecil memanjang dan dibawahnya terdapat rumah penduduk yang sederhana namun tidak terlalu padat. Jalan yang bergelombang naik turun menjadikan perjalanan terasa menyenangkan.

Saat memasuki desa tersebut suasana terasa berbeda, mungkin karena jauh dari kota dan berada di tepian bukit serta penduduk yang tidak terlalu ramai menimbulkan suasana yang sunyi dan sepi , aku juga tak tahu apa pencaharian penduduk disini sepertinya petani ataupun pekebun. Ditengah perjalanan terlihat ditepi jalan ada sebuah pabrik gula yang sudah tua dan sudah tidak beroperasi lagi yang karatan ditumbuhi lumut-lumut hijau dan tumbuhan liar.

"Eh itu coba kalian lihat pabrik tua itu kata keluarga aku yang tinggal dikota singkawang, pabrik itu dulunya merupakan pabrik bekas jaman penjajahan belanda dan katanya tempat itu angker. Jangan coba-coba kalau tengah malam melewati jalan ini sendirian, biasanya sering diganggu oleh hantu orang tanpa kepala duduk tepat diatas mesin penggilingan tebu itutu." Jelas Doni menerangkan dengan suara pelan dan horror. Doni memang suka dengan hal yang berbau mistis segala cerita horror pun tak jarang kami dengar secara langsung dari mulutnya.

"Alah sok tau kamu Don, jangan ngarang ah disini tu kita ikut kegiatan kerohanian dan nanti kita ada kegiatan tengah malam jangan bikin cerita seram gitu." Kata Juki seperti kelihatan takut.

"Wess ada yang lagi ketakutan ni," Ucap Doni melemparkan pandangan kepada kami kemudian melirik Juki sambil membetulkan rambutnya yang pendek.

"Sttt.Udah, mending kita tidur, perjalanan masih 1 jam lagi kata panitia tadi, liat tu anggota kelompok lain udah pada tidur semua." Tegurku untuk menghentikan obrolan mereka."

"Ah, tadi aku sudah tidur sebentar, aku mau main HP aja," Kata Doni sambil mencari Handphone di tas miliknya " Lo, Hp ku kok ndak ada ya, jangan-jangan ketinggalan dikampus." Tukas Doni dengan muka yang sangat panic dan gelisah.

"Ya ampun Doni, tadi pagi sebelum berbaris kan kita ada ngumpulin HP ke Panitia, Astagfirullah itu saja kamu sudah lupa." Sahut Juki dengan suara yang sedikit keras dan lantang. Hingga membuat Peserta anggota lain terbangun.

"Stttt, Bicaranya mohon dipelankan ya, jangan sampai menganggu yang lain." Tegur Panitia kepada kami.

"Maaf Bang." lirih Juki sambil melirik Doni dengan muka masamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun