Mohon tunggu...
Tifanaas
Tifanaas Mohon Tunggu... Mahasiswa Sains Data Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa yang gemar menulis dan tertarik pada kemajuan teknologi, sains, serta berbagai fenomena di sekitar. Menjadikan tulisan sebagai cara untuk berbagi perspektif dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kolak Rasa Rumah

28 Maret 2025   20:04 Diperbarui: 28 Maret 2025   20:04 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu dan anak : dibuat dengan AI 

Abi terdiam. Kecewa.

Tekadnya belum padam. Besok, ia akan mencoba lagi, masih dengan harapan yang sama.

Demi mendapatkan kolak pisang dan ubi---rasa yang selalu membawanya kembali ke rumah---Abi terus berburu takjil setiap sore. Namun, meski akhirnya berhasil mendapatkan kolak, rasanya selalu berbeda dari yang ia harapkan.

Ada yang santannya terlalu encer, ada yang gula arennya hanya sedikit, ada yang isiannya terlalu banyak hingga terasa asing di lidahnya. Beberapa bahkan menambahkan kolang-kaling dan biji salak yang tidak pernah ada dalam kolak buatan ibunya. Setiap kali mencicipinya, Abi hanya bisa menghela napas.

Tapi ia belum menyerah.

Malam itu, Abi kembali menelepon ibunya.

"Bu, Abi kangen kolak Ibu."

"Loh, belum makan kolak di sana?"

"Udah, tapi beda, Bu. Kolaknya aneh-aneh, nggak ada yang kayak buatan Ibu."

Ibunya tertawa kecil. "Kalau nyari yang persis, ya nggak akan ketemu, Nak."

Abi terdiam. "Tapi, Bu... Abi kangen banget."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun