Mohon tunggu...
Ahmad Jefri
Ahmad Jefri Mohon Tunggu... Penulis - berbagi untuk kehidupan bersama yang lebih baik

'' hidup yang sesa'at harus bermanfaat untuk orang lain''

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

ARYO dan Hidupnya (Catatan Hidup Sang Penulis)

6 Mei 2021   17:53 Diperbarui: 6 Mei 2021   18:14 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'plakk!!,,, plakk!!,,,,plakk!! , sebuah tamparan sebanyak 3.x ke arah muka, terdengar sebuah ucapan kalimat dengan nada suara sangat kencang,,,,

                     ''kamu malingg lagi,''??,,,,,

Dengan nada suara terbata-bata aryo menjawab,,,,,,,,

                                     ''saya gak maling, saya nememukan dompet si A####, tepat di depan loker lemari saya'',,,,aryo coba membela dirinya dari tuduhan

''plakk!!,,,,di tamparnya aryo untuk ke 4.x nya, terlihat darah segar keluar dari bibirnya,,,

''kamu mau ngaku ngak,,?  orang itu mengintimidasi aryo, agar aryo cepat mengakui  perbuatanya,,

'demi allah saya gk ngambil'',,, aryo tetap pada pendirianya, bahwa dia bukanlah pencurinya, hal ini membuat orang yang menghakimi aryo semakin kesal,,,

'bhukk,,!!  sebuah tendangan ke arah perut, hal ini sontak membuat aryo terjatuh, dengan posisi terpojok, posisi badan yang terlungkup, di injaknya leher aryo,,,

'mau ngaku gk,,? lagi-lagi dengan kalimat yang sama, orang itu coba mengintimidasi aryo, namun kondisi aryo di saat ini sangat memperihatinkan, karena aryo di hakimi secara tidak manusiawi (injakan di leher),,,,

'ampun'',,,aryo memohon belas kasihan dari orang yang menghakimi aryo secara membabi buta, namun tetap saja injakan itu (di leher) semakin keras, seolah santri itu ingin membunuh aryo di saat itu, di dalam kamar mandi memang ada orang lain, selain aryo dan santri yang menghakimi aryo, masih ada santri lain yang sedang buang air besar di dalam wc yang tertutup, walaupun pintunya dalam keadaan tertutup, tetapi keadaan gaduh serta suara tangisan aryo memberikan alasan kuat bahwa santri itu memang mengetahuinya, tetapi apa daya santri itu bungkam, seolah membiarkan peristiwa itu terjadi,,,,

Suara di dalam kamar mandi semakin gaduh, jeritan tangisan serta kalimat suara aryo meminta ampunan semakin kencang, terlihat salah seorang guru pembimbing masuk dan mencoba menyelamatkan aryo,,,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun