Mohon tunggu...
Ahmad Jefri
Ahmad Jefri Mohon Tunggu... Penulis - berbagi untuk kehidupan bersama yang lebih baik

'' hidup yang sesa'at harus bermanfaat untuk orang lain''

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

ARYO dan Hidupnya (Catatan Hidup Sang Penulis)

6 Mei 2021   17:53 Diperbarui: 6 Mei 2021   18:14 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan itu terus saja di lontarkanya sebanyak 3x, akan tetapi karena memang bukan aryo pelakunya, aryo selalu menjawab,, 

''tidak!, tidak! dan tidak!!''  hal ini membuat orang yang bertindak menghakimi aryo sangat kesal, dengan sorot mata yang melotot, kepalan tangan yang kuat,,,,

                      ''bbhuk!!,,,, hujaman pukulan ke arah muka, 

                                                           aryo meringis menahan sakit, 

Terdengar kalimat dari orang yang menghakimi aryo,

 ''awas sekali lagi loe maling!!,, gw habisin loe'!!, aryo duduk bersender, memegangi pipi kanannya, mengerang kesakitan, dan menangis sejadi-jadi nya, berjam-jam aryo menangis, meratapi ketidak adilan yang harus di dapatkanya.

Aryo tidak pernah menceritakan kejadian itu (tuduhan berbuah kekerasan) terhadap siapapun, hal ini sangatlah percuma karena semua orang di pesantren sudah tidak ada yang peduli dan percaya padanya, Peristiwa tuduhan itu masih menyisahkan kesedihan yang mendalam, berselang satu minggu, terjadi lagi peristiwa kehilangan benda berharga lain, kali ini salah satu santri kehilangan dompet beserta isi di dalamnya, semua orang mencurigai aryo, karena di malam kehilangan itu, aryo tepat tidur di satu ruangan santri yang kehilangan dompet.

Jam menunjukan pukul 7.00 pagi,terlihat sebagian  santri (sekitar 7.orang) berkumpul berbisik-bisik (termasuk santri yang kehilangan dompet), aryo sadar bahwa santri-santri itu sedang membicarakan dirinya dan mencurigainya, tetapi tidak sepatah katapun keluar saat teman-temanya berpapasan dengan aryo, aryo bergegas membuka loker, mengambil handuk dan peralatan mandi, di lihatnya hanya ada satu orang yang ada di dalam ruangan asrama karena yang lain sedang berada di luar, sementara lainnya sedang pergi bekerja, sekitar 15.menit aryo selesai mandi, saat aryo melangkah ke kamar, aryo terhentak! kaget melihat sebuah dompet tergeletak di depan loker kamarnya, aryo tersadar bahwa itu adalah dompet salah satu santri yang hilang semalam, cepat-cepat aryo mengamankan dompet itu, dan memakai pakaian,

Dengan langkah cepat aryo bergegas mencari pemilik dompet itu, aryo menemukan pemilik dompet sedang berada dalam warung makan, sedang asik menyatap makanan, segera aryo mengembalikan dompet itu, tanpa berbicara, tanpa ekpresi pemilik dompet menerima dompet yang di kembalikan oleh aryo, tepat selang 30.menit, aryo berada dalam kamar mandi untuk buang air kecil, hanya ada dua orang di dalam kamar mandi, aryo dan santri lainya yang sedang buang air besar dengan pintu tertutup ,keadaan kamar mandi sangat sepi, karena hanya ada aryo dan santri  yang sedang buang air besar,,

''burakkkkkkkkkk!!   suara dorongan pintu  sangat kencang, sontak aryo kaget!, selintas aryo menatap, di lihatnya pria bertubuh besar, ternyata itu adalah orang yang pertama kali menghakimi aryo dengan cekikan, 

                                       tanpa basa basi,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun