"Sesuai prosedur, kami akan melakukan tracing kepada siapa saja yang terakhir kontak langsung dengan beliau. Ibu juga diminta tes setelah ini. Mari, ikut saya, Bu," ajak si dokter.
Evi meringis setelah dites usap oleh seorang petugas medis yang berpakaian hazmat lengkap. Ia terduduk lemas sambil menunggu hasil tes. Dan apapun hasilnya, ia sudah siap dengan segala konsekuensinya.
Tak lama berselang, seorang dokter lain mendatanginya seraya berkata, "Ibu Evi, ya?"
"Ya, saya," jawabnya menatap ke arah suara yang menegur.
"Boleh ke dalam sebentar, Bu?" menunjuk ke sebuah ruangan praktik. Evi langsung masuk tanpa ragu. Dengan berdebar ia menunggu apa yang akan disampaikan oleh sang dokter. Â
"Ibu, hasil tesnya negatif," ungkap si dokter yang tampak masih memperhatikan selembar kertas di tangannya.
"Syukurlah," sambil mengusap kedua matanya yang sembab karena terharu.
"Oh ya, saya Dokter Gunadi, Bu," katanya memperkenalkan diri. "Dari tim satgas pandemi rumah sakit. Tadi saya sudah ketemu Dokter Firda yang sebelumnya Ibu temui. Untuk menindaklanjuti 3 T, boleh tahu di rumah ada siapa saja, Bu?" tanyanya bak polisi sedang melakukan interogasi.
"Ada dua orang anak saya dan satu orang pembantu yang datangnya di waktu pagi saja," jawabnya bak saksi di sidang peradilan.
"Baik, Bu. Sesuai prosedur, tim kami akan datang ke rumah Ibu. Apa bisa kita berangkat sekarang?" tanyanya terkesan membujuk.
"Bisa, Dok," jawabnya refleks. Â