Tapi kami akan menggunakan setiap detik ini sebagai modal untuk bertahan.
Untuk membersihkan debu dari wajah yang letih, untuk merangkai kembali pecahan,
Untuk saling menguatkan, bahwa kami tidak sendirian dalam perjalanan ini.
Solidaritas kami adalah benteng yang tidak bisa ditembus oleh bom terberat.
Kami bersatu dalam duka, dan kami akan bersatu dalam membangun kembali.
Sebab perjuangan ini belum selesai, hanya berganti babak.
Kini, sumpah itu terucap, menggetarkan puing dan batu yang berserakan,
Sebuah ikrar dari jiwa-jiwa yang telah ditempa oleh penderitaan teramat.
"Kami akan membangunnya kembali," bukan hanya bata dan semen,
Tapi membangun kembali keyakinan, harapan, dan masa depan yang kuat.
Dengan tangan yang masih gemetar, kami akan menyentuh kembali setiap sudut,