Mohon tunggu...
Adi Muhamad Fadilah
Adi Muhamad Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nama saya Adi Muhamad Fadilah saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saya suka menulis dan saya juga suka kamu :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prasasti Rindu Yang Terabaikan

24 April 2025   12:14 Diperbarui: 24 April 2025   12:14 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adi Muhamad Fadilah

Ribuan kata telah ku utarakan

Ribuan surat telah ku tuliskan

Ribuan jalan telah ku tunjukan

Akan tetapi

Mungkin kau tunarungu

Mungkin kau tunaaksara

Mungkin kau tidak mengetahui navigasi

Atau karena kau tidak pernah peduli denganku?

Terbanglah kau menuju cakrawala

Membawa setiap diksi yang ku tuliskan di setiap baitnya

Dengan perasaan yang tak pernah terbalaskan

Dan bersama utiran rinduh yang tersembunyi di balik bayangan

Seperti rinai yang membasahi loka

Yang menghilang tanpa jejak, namun meninggalkan jejak genangan luka yang tak pernah tertinggal

Biarkanlah semesta yang menceritakan tentangku kepadamu

Kelak suatu saat nanti kau akan mengentahui sang pemuja rindu yang selalu kau abaikan

Pada akhirnya,

Diriku hayalah seorang penyair yang menjahit lukanya dengan diksi-diksi

Hingga aksara kata pun telah lelah menjadi saksi

Jika kau nanti temui diriku di ujung dunia

Namun diriku sudah tak lagi peduli

Tolong biarkan rindu-rindu ini menggigil,

Menjadi puisi terakhir tentang dirimu;

Yang mungkin kau baca puisi ini sebelum senja menenggelamkan segalanya

Sayangnya kita hanya bisa mengenang

Dan jika nanti aku telah mati

Biarkan kisah ini menjadi prasasti

Yang tertulis dengan tinta airmata

Yang berkisah dengan ribuan luka;

Dan pada akhirnya terkenang dengan beraromakan bangkai masa lalu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun