Kebayoran menjadi saksiAku dan mestiKuhirup udara berdebu pahitMenahan kepiluan di bola mata dan menyesakkan gelora jiwaKusandarkan diri ini tanpa pen
Ribuan serdadu mengepung kuBetapa besar rasa benci ku pada muHingga ku tak mampu menghapus jejak muSendu tiupan angin berlalu sisakan serpihan serpiha
Ribuan serdadu mengepung kuBetapa besar rasa benci ku pada muHingga ku tak mampu menghapus jejak muSendu tiupan angin berlalu sisakan serpihan serpiha
DokpriSesak rasa di hati kian menghimpit nadiiRiak riak sunyi menyelip menari asik mengusik luka sesekali menyerkap menghampiriKu hamburi jalan p
DokpriRasa manis terlempar irama merengang terdengar samarNyaring kicau burung camar mengema dibalik tirai kamarPada kehampaan tirani yg ku hakimi tel
Aku masih memanggang tubuh mu diantara panas api dusta muMelilit kencang dendam diantara mulut nista muAdakah gumpalan darah merajah terselip di wajah
Usai sudah rangkaian rasa yg ku pertahankan..Pupus sudah penantian yg ku tunggu di telaga pelabuhanSementara apa yg harus ku lakukan....!Luka harus ku
nilah cinta yg harus berakhir luka,penantian yg selama ini ku pertahankan hanya menemukan titik kebohonganApa yg harus ku lakukan sementara HARTA yg k
Ku rilis syair puisi ini hanya untuk kau mengerti bahwa cinta bukanlah sebuah mainan yg akan kau mainkan seenaknya dan kau harus mengerti bahwa cinta
Setelah malam akan ada pagi yang menyinari basah tangis kuDi antara luka-luka yang mengebuKatakan,bila cinta itu kebahagiaanTapi kenapa harus mengobar
Detak Tumbuh Bersemi Menjadi Doa-doaTuhan, lebih tahu apakah kau hanya sebatas keingin atau kebutuhanku untuk saling menggenapi segala keganjilan diri
Sati puisi terciptaSeribu nanah terumpahTerang itu pun pergitanpa sepucuk pesanSunyi menyerang pelan-pelanBanyak dada tertembus peluru kenanganAir mat
Indahnya fajar memanggil jiwa yang bersendu Pintu beranda terbuka lebar Seolah ada tamu penting yang akan datang Aku, Mencoba ters
Matamu bagaikan langit sore awan keemasan membuat nyaman serpihan hatiku cahaya sore menghangatkan diriku burung yang terbang menerbangkan jiwak
Kau hanya melukiskan cinta untuk ku di atas air yang hanyut bersama kepergian mu.. Dan kau lukiskan luka hati ku di atas batu yang mudah hilang semud
Ku liris taubat nasuhaa.. Akan perbuatan yg ku lakukan dunia.. Air mata hina telah membawa ku dalam siksa api neraka... * DI HAMPARAN SUJUD KU *
Ku rilis puisi ini ketika mata ku tak kuat lagi menanan tangis Aku menulis ini ketika mulut ku tak mampu lagi berkeluh Sebagai mana aku menggingat
Aku mencintai sesosok orang yg jauh di negeri sebrang.. Hari demi hari kami lalui dengan penuh kasih sayang.. Aku sangat mencintainya begitu juga
Waktu berjalan begitu cepatnya. Hingga kini kau tak lagi disamping ku Kini waktu terasa lama ketika luka menghampiri hidup ku Luka yang kau beri ke
Sekian lama aku jalani penantian cinta ini Dengan cukup dengan kesabaran hati Aku mencintai dia bagai karang yg terhempas badai.. Kokoh tak akan