Puisi di pinggir selat malaka. Aku mungkin merepotkanmu. Karena inginku, Kau tak menyerah denganku. Tak tebakar dengan banyak omongan tentangku.
Kau datang menjemputku di gerbang sekolah Mengajakku menikmati indahnya senja
Hidup tak Menjanjikan Apapunlah terus?
Dengan sedikit hujan di musim kemarau kita lantunkan rindu di tepi galau. Tidak ada lagi yang tersisa selain waktu yang menciptakan gelisah
Tempat Bersejarah. Tempat itu menyimpan kenangan kita berdua
Puisi Baru Jenis Romansa Karya Fiksi baru. Karya sastra.
Bungan pun pernah berguguran di ujung nirwana yang sedang dituju oleh sendal sepasang kekasih
Puisi tentang tidak semua realitas bisa dibentuk dan dirangkai dalam kata-kata yang distortif dan terbatas makna.
Temaram malam masih membawa tanya pada alam yang berbicara kepada sukma
Kepastian adalah suatu hal yang ditunggu oleh semua manusia yang membutuhkan kejelasan
Kamu harus bisa menjalani hari-harimu seperti sebelum ada aku.
Bungkam di Sisimu. Diammu membuatku ingin tetap selalu disisimu
Rinduku ikut merantau bersamamu di tempat jauh.
Kini hanya aku, si mata kecil, secangkir sendiri dan tak lagi berebut gulaDunia ini kejamRuang yang sempit
Setelah 365 hari aku baru menyadari, ritme jantungku berbeda seperti sebelumnya
Hujan Bulan Juni menyingkap cerita yang mungkin tidak ia ucapkan pada bait puisinya
Aku sedang jatuh cinta, Kiranya cinta kecewa dicipta
Ini musim bercinta, Aku sudah merayu dan kau memalu, pipimu memerah, dan semakin menggoda saja. Untukmu dan untukku, mari menari di musim ini.
Hujan di desa terpencil di kota yang berada di ujung timur pulau jawa
Kepada langit dan bintangnya, aku merindukan sosoknya sampai hatiku terpatahkah