Mohon tunggu...
anivalaaa
anivalaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang introvert yang mencoba berbicara pada dunia melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Janjimu

22 September 2025   12:58 Diperbarui: 22 September 2025   12:58 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuberitahu diriku beribu kali bahwa kau tak pernah sungguh padaku.
Namun hati tetap menolak putus asa.
Kuharap dunia berpihak pada kita,
kuharap kau menepati janji untuk kembali.

Aku terbaring tak berdaya, pilu meresap sukma.
Kuhitung detik tiap jarum jam berbunyi,
namun tiada satu pesan pun dari namamu.
Kau hilang, lenyap, tak pernah kembali.
Janji-janjimu tinggal bayangan ilusi.

Mungkin bagimu berjanji sekadar permainan.
Kata-kata yang meluncur tanpa isi, tanpa empati.
Kapan kau akan kembali? janji itu telah terlambat sehari.
Aku masih menunggu di arus bayangan suaramu,
nyaris gila, padahal tak berarti bagimu.

Kepalaku riuh hingga rindu pun terbungkam.
Mungkin sesungguhnya kau mulai menjauhkan diri dengan lembut agar aku tak semakin terluka
Ataukah mungkin kau tak pernah berniat untuk kembali?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun