Aku hanyalah pantulan cahaya, memancarkan keindahan dari wajahnya
Mengikutinya ke mana pun ia melangkah, menyaksikan tiap rasa yang terpancar dari perilakunya.
Meski ia tak menyadari keberadaanku, aku tetap hadir dalam tiap suasana—karena sesungguhnya, aku ingin merasakan apa yang bergetar dalam jiwanya.
Walau tak tampak nyata, seperti bayangannya yang mendamba seberkas cinta, aku merasa hidup oleh cinta yang diam-diam tumbuh dari hatinya.
Puisi di karang oleh : Rahadian Kafi Mohamad
Jakarta, BSD – Sabtu 11 Agustus 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI