Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Drama

Marjinal

7 Februari 2016   19:31 Diperbarui: 7 Februari 2016   20:12 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEREMPUAN II       : Apa? Kau mau protes? Tak terima aku bilang kau itu hidup karena belas kasihan?

 

LAKI-LAKI I SEMAKIN MENUNJUKKAN PROTESNYA DENGAN MEMAKSAKAN DIRI BERBICARA DAN SANGAT TERLIHAT TAK JELAS APA YANG DIBICARAKANNYA, HANYA KEDUA PEREMPUAN ITU YANG CUKUP MENGERTI BAHASANYA.

 

PEREMPUAN II       : (MARAH) Masih ingat tidak kenapa adikku mau menjadi pacarmu? Karena dia kasihan kepadamu. Adikku cantik, normal, sementara kau, (JEDA) tak punya kerjaan, luntang-lantung. Dia menerima kalau kau karena memang sepertinya kau seorang yang baik. Sebagai teman curhat, adikku menerima kau apa apa adanya, karena pasti kau itu tak bisa berbuat banyak, kau pasti tak bakalan  menghianatinya, menyakitinya, dipikir kau itu berbeda dengan laki-laki lain, (JEDA) yang banyak membohongi. Sekarang kau itu tunjukkan keseriusanmu kalau mau menikahinya. Aku sudah lelah dua tahun menjadi gelandangan, tinggal di rumah bedeng, lalu dibredel, trus tinggal di bantaran kali, lalu diusir lagi tanpa solusi, terus menepi di sini, (JEDA)  lihat itu, ini tanah terlarang, kau itu tahu kalau ini semua berkat kebaikan Mat Halim yang berteman dengan seorang tuan besar di sini, jadi kita bias tinggal di sini. Ketimbang mau ngekos, atau ngontrak, setiap hari razia, bukannya mendapatkan uang, malah buntung. (JEDA) Harusnya kita bersyukur Tuhan sudah mengenalkan kita kepada Mat Halim. Mat Halim lebih baik ketimbang kau, meskipun baru enam bulan kenal, dia sudah menunjukkan rasa pedulinya. Ketimbang kau sudah hampir setahun lebih kenal dengan  adikku, semakin lama kau semakin seperti  benalu saja. (JEDA) Bisanya bersenggama saja.

 

LAKI-LAKI I MENGAMUK MEMBUAT PEREMPUAN II SEMAKIN KALAP KARENA TAK TERIMA DENGAN KEMARAHAN KEKASIH ADIKNYA. PEREMPUAN I YANG HENDAK MEMISAHKAN KAKAKNYA, TERKENA AMUKAN DAN TERKAMANNYA. DAN TAK LAMA KEMUDIAN SEORANG ABAH MUNCUL DARI SISI LAIN BERUSAHA MEMISAHKAN KERIBUTAN PEREMPUAN II DENGAN LAKI-LAKI I.

 

5

SEORANG ABAH    : (MEMBENTAK) Ini ada apa ribut-ribut, tak enak kedengaran orang, jadi tontonan! Orang-orang yang mau ke Surabaya, atau baru melewati Suramadu, semuanya berhenti melihat kalian, (JEDA) lihat!

PEREMPUAN II       : Mending sekalian aku menikahkan adikku dengan abah yang jelas baik hati.

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun