F. PEMBAGIAN DEPRESI
Depresi menurut organisasi kesehatan dunia, WHO atau World Health Organization (dalam Lumongga, 2009), membagi depresi menjadi tiga berdasarkan tingkat penyakitnya, yaitu:
1. Mild depression/Minor depression dan Dysthymic disorder
Depresi yang kurang parah disebut dengan distimia yang akan menimbulkan minor depression. Minor depression memiliki tanda depressive episode yang ada dua gejala namun tidak akan lebih dari lima gejala dalam depresi selama dua minggu berturut-turut dan gejala yang ditunjukkan bukan karena pengaruh obat-obatan.
2. Moderate Depression
Pada depresi ini, mood rendah akan berlangsung terus menerus dan individu akan mengalami gejala fisik yang dimana akan berbeda-beda pada setiap orang. Saat individu mengidap depresi sedang perlu bantuan dari tenaga ahli.
3. Severe Depression/Major Depression
Depresi ini akan muncul sekali atau dua kali dan beberapa kali dalam hidupnya. Depresi pada tingkat ini akan merasa tidak bisa menikmati segala kesenangan dalam hidupnya. Depresi mayor ini akan menunjukkan lima gejala atau lebih dalam major depressive mode dan akan berlangsung selama 2 minggu berturut-turut.
G. APAKAH BENAR JIKA PENDERITA DEPRESI KESULITAN DALAM MEREGULASI EMOSINYA?
Penderita depresi biasanya sering mendapat anggapan jika memiliki kesulitan dalam meregulasi emosinya. Namun, pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Angganantyo dan Abidin (2021), menunjukkan salah satu subjeknya mampu menanggulangi emosi negatifnya dengan mudah menggunakan relaksasi yang memberikan mindful (Nyklíček, Zeelenberg, & Vingerhoets, 2011; Menezes, Pereira, & Bizarro, 2012; Ostafin, Robinson, & Meier, 2015; Tang, Tang, & Posner, 2016). Subjek tersebut juga menerapkan prinsip CBT dan terapi berbasis acceptance saat mencoba berfikir logis dan berfokus pada pemecahan masalah, sehingga dapat mengontrol impuls, tanggung jawab yang perlu diselesaikan dan tugas masih bisa dikerjakan dan diselesaikan, dan menerima keadaan emosionalnya. Sebenarnya regulasi emosi ini bergantung terhadap pada faktor yang menyebabkan depresi, seperti faktor interpersonal. Karena pada faktor interpersonal sering mengalami kekurangan dalam komunikasi dengan orang-orang sekitar sehingga menyebabkan semakin terisolasi oleh diri sendiri berbeda dengan penderita depresi akibat dari tidak memiliki masalah interpersonal. Depresi yang disebabkan oleh faktor interpersonal akan berdampak buruk daripada depresi yang disebabkan oleh faktor intrapersonal (Flynn & Rudolph, 2011; Majd Ara, Talepasand, & Rezaei, 2017) yang dimana nantinya akan memunculkan pemikiran tindakan bunuh diri. Seseorang penderita depresi beranggapan jika bunuh diri merupakan titik dimana dirinya tidak pantas untuk hidup dan tidak bisa menyelesaikan masalah-masalahnya.
H. BAGAIMANA CARA MEMBANTU ORANG YANG MEMILIKI GEJALA-GEJALA DEPRESI?