"Begini caraku, jika menyukai!"
Langkah kakimu terhenti. Kedua tanganmu bergerak menyibak rambutmu yang basah. Matamu menatap payung pelindung yang terlipat di balik punggungku.
"Maaas..."
Teriakanmu hilang di antara serbuan butiran hujan. Lagi, kurasakan cubitanmu. Kali ini di pinggangku.
"Jangan pernah biarkan payung membuatmu menjauh dariku. Kau mengerti?"
Kau tersenyum saat menatapku. Jemarimu kembali meraih lenganku, mengajak kakiku menyamai langkahmu. Meneduhkan hati di bawah terpaan butir-butir hujan yang terus berjatuhan.
"Kenapa diam? Tak ada jawaban, kah?"
"Mas belum pernah dengar ungkapan: 'Malu menjawab, jangan menjawab', ya?"
"Aih. Peribahasa lagi?"
***
"Mendung, Mas!"
Tapi kau tersenyum. Tak ada tanda-tanda kau khawatir akan turunnya hujan.
Bagimu, mendung adalah alasan terbaik untuk memulai percakapan. Kau menyukai hujan, bukan untuk menari di bawah butirannya. Namun, menikmati keteduhan yang diberikan payung di genggaman.